BREAKING NEWS

Jumat, 11 Desember 2015

Rekor: Sani Nurdin (akan) Kawin Lagi

PADA 27 Maret 2001 (14 tahun silam) Muhammad Sani dan Nurdin bersatu dalam satu 'perkawinan' jabatan, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Karimun. Dua putera terbaik provinsi di kabupaten pemekaran yang baru pertama kali memiliki Bupati dan Wakil Bupati defenitif, itu dilantik Saleh Djasit (Gubernur Provinsi Riau, tempat Karimun masih bergabung) setelah dipilih oleh mayoritas DPRD Kabupaten Karimun dalam Pilkada pertama di negeri 'berazam' yang baru dua tahun dimekarkan dari kabupaten induk, Kepulauan Riau.

Sebagaimana sudah diketahui, bersama beberapa daerah otonom lainnya, Kabupaten Karimun berdiri dengan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999. Dua tahun diterajui oleh bupati sebagai pelaksana tugas sejak awal pemekaran, Sani-Nurdin alias Sanurlah yang memulai sebagai peneraju defenitif. Perkawinan jabatan awal sebagai orang nomor satu dan dua setelah melepaskan diri dari Kabupaten Kepulauan Riau, Sanur membuktikan kekompakan mereka.

Perkawinan jabatan pertama antara dua putera terbaik Tanah Bunda Melayu, Kepulauan Riau (Kepri) dengan keistimewaan geograifis yang hampir semuanya lautan tercatat sebagai bupati-wakil bupati pertama bagi Karimun. Dengan 96 persen laut dan hanya kurang lebih 4 persen daratan, sesungguhnya wilayah Kepri adalah wilayah istimewa dengan sejuta potensi kelautannya. Salah satu kebupaten di negeri 'segantang lada' Kepri itulah Kabupaten Karimun dengan kecamatan awal Kecamatan Karmun, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Moro. Dari tiga kecamatan itu pula kelak di belakang hari, hari ini sudah berdiri sebanyak 12 kecamatan. Sanur diberi amanah dan tanggung jawab untuk memimpin kabupaten yang lebih dikenal sebagai kabupaten berazam.

Di tengah perjalanan keduanya memang berpisah sebelum masa khidmat lima tahun selesai karena Muhammad Sani, pemegang tampuk kuasa terpilih menjadi Wakil Gubernur Kepri pada tahun 2005 mendampingi Ismeth Abdullah sebagai gubernur pertama provinsi termuda, Kepri. Nurdin harus meneruskan tugas berat bupati Karimun sendirian karena masa jabatan masih ada setahun lagi. Berbagai prestasi yang diraih pasangan Sanur selama mengemudikan Karimun harus terus diteruskan Nurdin yang naik jabatan dari wakil bupati menjadi bupati. Muhammad Sani yang telah membuka jalan untuk majunya bidang keagamaan, misalnya oleh Nurdin yang sudah sendirian harus terus dijalankan. Prestasi sebagai Juara Umum dalam MTQ Tingkat Provinsi (Riau, 2003) waktu itu adalah bukti Sanur begitu hebat memimpin Karimun.

Bayangkan, untuk pertama kali menjadi tuan rumah sebagai kabupaten baru, Karimun mampu menyisihkan 17 kabupaten se- Riau. Itu bukan prestasi sembarangan yang dengan mudah dapat ditorehkan oleh kabupaten pemekaran. Hanya kekompakan dan kerja keraslah yang akan menghasilkan prestasi seperti itu. Nurdin yang diberi amanah sebagai Ketua Umum LPTQ Kabupaten, membuktikan kepiawaiannya mamanej pembinaan dan pengembangan alquran bersama Sani, sang bupati. Dan kepiawaian itu pulalah yang belakangan membuat nama Karimun sebagai kabupaten dengan Juara Umum terbanyak se-Provinsi Kepri sampai hari ini. Sejak Kepri berdiri dengan tujuh kabupaten di dalamnya, baru Karimun yang mampu meraih Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi hingga tiga kali berturut-turut. Dan karena itu pula piala MTQ Provinsi akhirnya menjadi milik tetap kabupaten ini.

Waktu berjalan, jabatan pun memisahkan keduanya. Muhammad Sani mengabdi di provinsi sementara Nurdin bertugas di Kabupaten Karimun. Muhammad, setelah berduet dengan Ismeth sebagai orang nomor satu provinsi, melanjutkan mengemudikan Kepri setelah terpilih menjadi gubernur. Jika periode 2005-2010 dia sebagai orang kedua maka pada periode 2010-2015 Muhammad Sani menjadi orang pertama dengan wakilnya Suryo Respationo.

Di ssi lain, Nurdin juga maju bertarung menjadi bupati Karimun dengan pendamping Aunur Rafiq untuk perode 2006-2011. Bahkan ketika maju lagi untuk perode kedua --2011-2016-- kembali masyarakat Karimun mempercayai Nurdin-Rafiq. Dengan persentase suara di atas 90 persen, pasangan dengan jargon 'NR-Lanjutkan' itu tercatat dalam sejarah sebagai pasangan terbanyak suara pemilihnya. Sungguh kepercayaan yang sangat tinggi dari rakyat untuk Nurdin.

Hari Rabu (09/12) lalu, dalam Pilkada Serentak pertama di Indonesia, sejarah dan rekor baru tercatat oleh paslon (pasangan calon) Sanur ini. Meskipun berbagai tantangan dan bahkan cemoohan berdatangan ke paslon Sanur yang Muhammad Saninya dianggap sudah terlalu tua, terbukti masyarakat Kepri tetap memberikan dukungannya. Dengan suara kurang lebih 53 persen --menurut hitungan cepat-- untuk sementara paslon Sanur menjadi pemenang mengungguli paslon Suryo Respationo yang berpasangan dengan Ansar Ahmad.

Jika versi quick count ini bertahan dan menjadi ketetapan KPU nantinya, maka akan tercatatlah sejarah baru dengan Sani-Nurdin sebagai tokoh utama sejarahnya. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa dua sosok yang sudah berpisah lama karena menjalankan tugasnya masing-masing, ternyata kembali bersatu. Kini sejarah dan rekor baru itu sedang ditunggu karena KPU memang belum memutuskan siapa pemenang dari Pilkada yang berlangsung aman dan tentram. Jika bersama Rafiq, Nurdin Basirun mencatat sejarah sebagai bupati-wakil bupati yang mampu bertahan dua periode, kini anak guru itu tengah menunggu sejarah dan rekor baru sebagai pasangan yang pernah bersama di kabupaten dan di provinsi.***

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.