HARUS selalu saling mengingatkan bahwa guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar. Harus diingatkan? Ternyata, di antara sesama guru masih kelihatan atau --sekurang-kurangnya-- dalam dugaan bahwa ada di antara kita yang merasa hanya sebagai pengajar saja. Baik sebagai PNS/ ANS (Pegawai Negeri Sipil/ Aparatur Sipil Negara) maupun sebagai honorer atau tenaga kontrak, ada yang merasa tugas pokoknya sebagai seorang guru cukuplah mengajar: mentransfeer ilmu dari dirinya kepada muridnya.
Perhatikanlah sikap dan tindakan kebanyakan atau sebagian guru yang merasa cukup dalam tugasnya jika sudah menyampaikan ilmu kepada peserta didiknya di kelas. Seolah tidak memahmi bahwa tugas guru tdak cukup sebegitu. Saya yakin kalau guru pada dasarnya mengerti bahwa tugasnya sangatlah luas berbanding sekadar mengajar saja. Di Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahkan sudah ditegaskan, ada tujuh tugas utama guru: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi. Begitu luas sekaligus mulia tugas guru. Masalahnya tuntutan itu belum sepenuhnya terlaksanakan.
Di lapangan dan di kenyataan, masih ada guru yang merasa cukup menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai disiplin ilmu yang diamnpu. Misalnya ada guru, setelah masuk tepat waktu (sesuai jadwal pelajaran), mengelola proses pembelajaran untuk menyampaikan ilmu sesuai skenario RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), mengadakan test untuk menguji ketercapaian penyampaian matreri, lalu meninggalkan kelas tepat di akhir waktu. Masuk tepat waktu, keluar tepat waktu dan bahan ajar tersampaikan sebabagaimana tuntutan disiplin ilmu. Apakah cukup begitu?
Jika begitu, tentu saja baru pada tataran kogntifnya. Dengan tugas seperti itu, guru baru menyelesaikan tugas memberi ilmu saja. Padahal, jika tiga saja dari tujuh tugas utama guru dilaksanakan, --seumpama mengajar, mendidik dan melatih-- maka tugas dan tanggung jawab guru itu akan kelihatan dan dirasakan jauh lebih luas dan berat. Pada tugas mendidik, misalnya seorang guru berkewajiban mengubah tingkah-laku dan karakter peserta didik dari rasa malas menjadi rajin, dari kurang bersemangat menjadi bergairah dan bersemangat, dari suka curang menjadi jujur, dan seterusnya...dan setersunya yang tentu banyak lagi. Tugas ini tidak cukup dengan mengajar saja. Perlu didikan dalam bentuk teladan. Itu tuntutan mendidiknya. Bagaimana dengan melatih yang sekaligus wajib pula dilaksanakan.
Dengan tugas mendidik sekaligus melatih, misalnya maka tugas mengajar guru harus dilengkapi dengan sikap-sikap untuk mengubah prilaku anak sekaligus menunjukkan tindakan dan perbuatan yang harus dilaksanakan anak-didik. Guru harus mampu mengubah prilaku selain wawasan dan ilmu. Dan hasil perubahan prilaku itu dapat menjadi salah satu indikasi keberhasilan guru dalam mengemban tugas sebagai guru. Artinya, hasil perubahan sikap dan tingkah laku itu juga dapat diberi nilai tertentu. Nilai terbaik sesuai dengan harapan, dapat dicapai dengan keberhasilan mengubah sikap atau karakter selain penambahan ilmu pengetahuan peserta didik.
Jika guru mau dan mampu mengubah prilaku siswa dari berprilaku tidak baik menjadi baik, sejatinya guru tidak perlu khawatir memberi nilai sesuai harapan kepada peserta didiknya. Bahwa nilai kogintif siswa belum mencapai batas minimal yang diharapkan, boleh jadi ukuran dan syarat memperoleh nilai minimal itu belum ktisesuai untuk siswa bersangkutan. Maka nilai-nilai sikap dan keterampilan (afektid-psychomotor) yang sudah mampu dibuktikan siswa harusnya dapat menjadi penentu keberhasilan siswa. Jadi, guru tidak berkutat pada satu aspek penilaian saja.
Guru, dengan statusnya yang akan digugu dan ditiru oleh peserta didik, sejatinya memang tidak boleh kokoh dengan pandangan bahwa tugas pokok guru hanya mengajar saja. Tidak. Tugas mulia guru justeru terletak pada tambahan lain selain mengajar itu. Jika pun suatu saat manusia dapat belajar dengan media lain seperti internet, robot dan lain-lainnya, guru sebagai pendidik, pembimbing serta memberikan penilaian dan evaluasi itu tdak akan trergantikan. Maka marilah terus dihayati tugas utama itu untuk terus pula dilaksanakan demi lahirnya generasi terbaik di masa yang akan datang.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda