BREAKING NEWS

Rabu, 09 Desember 2015

Ketika Menerima 'Angpau' Pilkada

JIKA menerima 'angpau' menjelang pencoblosan Pilkada, apa yang harus dilakukan? Terima saja, kata satu orang. Tapi yang lain mungkin menyarankan sikap lain pula. Boleh jadi disuruh terima sambil dicatat yang memberinya untuk akan dilaporkan ke aparat penyelenggara Pilkada. Atau menolak dengan halus karena takut terjadi masalah kelak di belakang hari. Dan boleh jadi pula menerima dan menyimpan saja karena menganggap pemberian itu tidak baik.

Apapun dan bagaimanapun sikap dalam menerima pemberian menjelang pemilihan umum, yang perlu diingat bahwa angpau atau ampelop (berisi uang) atau apapun bentuknya yang diberikan seseorang baik calon yang ikut dalam pemilihan atau seseorang yang mengatasnamakan si calon, kejadian itu adalah sesuatu yang sangat lazim terjadi di Tanah Air kita. Sistem pemilukada dan sikap yang ada di masayarakat kita memungkinkan pemberian angpau itu terjadi. Untuk apa angpau diberikan, tidak lain adalah untuk mempengaruhi sikap pemilh ketika akan memberikan hak suaranya di bilik suara.

Dari sisi sistem, Pemilu di negara kita belum mampu menutup kemungkinan seseorang memberikan hadiah atau apa saja kepada seseorang agar orang itu memberikan suaranya sesuai keinginan si pemberi. Selain peraturan dan mekanisme pemilihan yang belum mampu menutup lobang-lobang pemberian, sikap dan mental bangsa kita yang suka menyuap dan menerima uang suap juga menjadi celah munculnya 'angpau' dalam setiap kali Pemilu atau Pemilukada.

Sesungguhnya yang penting dalam menyikapi pemberian itu adalah sikap tegas kita untuk menolaknya. Bertahan saja dengan keyakinan untuk membersihkan praktik-praktik curang, itulah cara terbaik. Mungkin tidak perlu terlalu pusing memikirkan aspek hukum yang akan terjadi di kemudian hari. Tapi yang utama dari sikap tegas kita adalah untuk mengubah sikap keliru yang sudah terjadi sejak dulu-dulu lagi. Jika tidak ada keberanian kita untuk mengubah sikap yang salah, maka akan teruslah rusak bangsa kita ini.

Ada satu kekhawatiran lanjutan dari kejadian pemberian angpau ini, yaitu akan adanya lagi sangpau-angpau lanjutan pada saat si pemberi angpau memegang kekuasaan. Bayangkan, jika si pemberi angpau akhirnya memenangkan Pemilu atau Pilkada, tentu saja kebiasaan jelek ini akan dilakukan lagi, nanti. Artinya tradisi sogo-menyogok dalam melanjalankan tugas akan terus diamalkan. Maka akan rusaklah sistem yang baik yang seharusnya dilaksanakan.

Oleh karena itu, jika benar-benar datang angpau itu pada saat Pilkada, bersikaplah dengan baik, benar, jujur dan bertanggung jawab. Karena pemberian ketika akan mencoblos itu bertujuan untuk mempengaruhi plihan hati nurani kita maka tolaklah dia atau diterima untuk tidak menjadi penbyebab berubahnya pilihan kita. Begtulah sebaiknya.***

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.