BREAKING NEWS

Sabtu, 07 November 2015

SMA 3 'Menghimbau' Siswa Untuk Tidak Ikut Calour Run

MERUJUK Surat Edaran (SE) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun perihal larangan kepada para siswa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak mendidik karakter siswa ke arah yang baik, maka SMA Negeri 3 Karimun dengan tegas mengingatkan agar para siswanya tidak mengikuti apapun kegiatan yang bersifat merusak moral dan karakter generasi muda. Meskipun sekolah menggunakan kata 'menghimbau' tapi sekolah benar-benar tidak berharap siswanya ikut kegiatan-kegiatan yang cenderung merusak akhlak dan budi pekerti.

Himbauan Kadisdik Karimun melalui SE itu jelas sekali agar sekolah tidak membiarkan peserta didik untuk ikut-ikutan kegiatan yang tidak mendidik siswa untuk berkarakter yang baik dan benar. Sebagai negeri berazam yang menjadikan azam 'iman dan takwa' sebagai dasar pembangunan daerah maka sudah sepantasnya himbauan itu benar-benar menjadi patokan oleh pihak sekolah. Sekolah sudah pasti menjadikan imbauan itu sebagai dasar dalam memberi peringatan terhadap para peserta didik.

Belakang ini ada banyak sekali kegiatan yang melibatkan para generasi muda. Terakhir yang lagi menjadi buah bibir masyarakat Karimun adalah tentang kegiatan Colour Run and Pub. Kegiatan yang pernah dilaksanakan bulan Juni lalu, konon akan diulang lagi penyelenggarakannya dalam waktu dekat ini. Bahkan panitia penyelenggara berharap kegiatan kedua di Pulau Karimun itu akan diikuti oleh jumlah anak muda yang lebih banyak.

Kegiatan colour run yang diketahui masyrakar baik lewat media sosial (catatan tulisan dan gambar dan atau video) itu mencerminkan kegiatan yang sama sekali tidak sesuai dengan masyarakat Karimun khususnya dan Indonesia pada umumnya. Kegiatan yang menjadikan aktivitas siram-siraman air sebagai salah cirinya, jelas itu tidak baik menurut adat dan agama yang dianut. Bagaimana seorang wanita misalnya yang dengan baju tipis saja lalu disiram badannya dengan air yang tentu saja menyebabkan kulit dan bagian-bagian tubuhnya akan kelihatan oleh keadaan baju yang basah kuyup begitu. Apakah itu sesuai dengan agama dan budaya kita? Tentu tidak. Apalagi wanita-wanita yang bajunya sengaja disiram itu adalah wanita-wanita muslim yang terkadang berjilbab.

Berkaitan dengan kegiatan Colour Run yang akan dilaksanakan oleh anak-anak muda di Karimun, dijelaskan dalam proposalnya bahwa setelah melakukan kegiatan jalan santai, kegiatannya akan diikuti dengan menyiram peserta yang tengah berjalan itu dengan air yang berwarna-warni. Lalu di lokasi finish akan ada musik DJ yang menghentak yang sejatinya musik itu hanya ada di dalam ruangan tertutup seumpama di ruang kaaoke. Lalu musik itu harus dilaksanakan di ruang terbuka dengan target anak-anak muda berjoget-ria yang tidak lagi membedakan jenis kelamin?

Maka SMA Negeri 3 Karimun, setelah memusyawarahkannya dengan Dewan Guru, mengambil sikap untuk memberi penjelasan yang lebih detail kepada para siswa. Karena kegiatan itu nyata-nyata dapat merusak jiwa dan mental para generasi muda sekaligus menilai kegiatan itu tidak mendidik generasi muda ke arah yang baik, maka sekolah langsung saja mengingatkan untuk tidak mengikutinya. Walaupun sekolah menggunakan istilah 'menghimbau' namun pada hakikatnya sekolah melarang para siswanya untuk ikut serta dalam kegiatan itu.

Oleh karena itu, semua siswa di sekolah ini 'dihimau' (dalam tanda petik) untuk tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.Mengapa dalam tanda petik? Karena sebenarnya sekolah berharap agar siswa-siswi SMA Negeri 3 Karimun tidak ikut sama sekali dalam kegiatan tersebut. Hanya saja, karena konon kegiatannya akan dilaksanakan pada hari Ahad alias hari libur maka tentu saja akan sulit melarangnya, jika masih ada yang berani dan mencoba untuk ikut secara diam-diam.***

M. Rasyid Nur, Pendidik di Karimun

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.