BREAKING NEWS

Jumat, 06 November 2015

Inspirasi dari Pemuda Kepri

MEMILIKI sosok idola dalam kehidupan merupakan hal yang wajar. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, bahkan para lansia pun tak dipungkiri bahwa mereka mempunyai seseorang yang dikagumi, yang bisa menjadi teladan dalam menjalani kehidupan. Idola terkadang mampu mengangkat diri dan martabat diri kita jika ada usaha ke arah yang sudah dilewati sang idola.

Seorang idola, umumnya dikagumi karena kelebihan yang dimilikinya, bisa berupa prestasi, kepribadian, atau bahkan fisik; baik itu yang masih hidup maupun yang sudah tinggal nama saja. Umumnya, seorang idola adalah yang sudah merasakan asam garam kehidupan atau berusia tidak muda lagi. Karena memang, untuk menggapai puncak kesuksesan dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, harus melewati peluh keringat pengorbanan selama bertahun-tahun. 

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ada orang-orang yang berhasil menorehkan kesuksesan di usia mereka yang masih terbilang muda. Sebut saja Mark Zuckerberg. Pria berusia 31 tahun ini merupakan salah satu deretan anak muda terkaya di dunia berkat aplikasi media sosial yang diciptakannya bernama Facebook. Saat itu usianya masih sangat muda, yaitu 24 tahun. Sementara, di tanah air tecinta, Indonesia, ada Laily Prihatiningtyas, yang menjadi perbincangan karena prestasinya yang berhasil menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) BUMN termuda saat usianya masih 28 tahun. 

Tentu saja itu hanya sedikit contoh dari sekian banyak anak-anak muda lainnya yang berhasil menorehkan prestasi di bidang masing-masing. Prestasi yang ditorehkan kedua contoh anak muda di atas tentu memberikan kebanggaan bagi negara dan daerah asal mereka. Menjadi pemicu semangat bagi anak-anak muda yang ingin mengubah nasib ke arah lebih baik. Terlebih lagi bagi mereka yang tinggal satu daerah dengan anak-anak muda brilian tersebut. Kalau mereka bisa, saya juga harus bisa. Mungkin seperti itu kalimat motivasi yang tertanam pada diri mereka. 

Tidak perlu jauh-jauh, sejenak melongok sosok anak-anak muda inspiratif yang dimiliki oleh daerah ini, Propinsi Kepri. Para pemuda yang berhasil menorehkan prestasi pada bidangnya masing-masing, yang bisa menjadi panutan bagi anak-anak muda lain, khususnya yang berada di wilayah Kepri. Pertama, ada Oki Setiana Dewi, yang memiliki segudang prestasi, mulai dari bidang pendidikan, seni peran, hingga menjadi seorang pendakwah. Wanita asal Batam lulusan Universitas Indonesia ini merupakan salah satu aktris Indonesia yang mulai diperhitungkan di dunia perfilman berkat perannya pada film Ketika Cinta Bertasbih yang booming pada tahun 2009. 

Kiprah wanita berhijab ini pada dunia dakwah juga mulai mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indonesia. Hal ini bermula dari peran sertanya yang turut mengisi program reliji “Islam Itu Indah” di Trans TV sebagai pendakwah yang mendampingi Ustadz Maulana. Penampilannya yang keibuan serta wawasan ilmu yang dimilikinya, sebagian orang mungkin tidak menyangka bahwa wanita alumni SMPN 6 Batam ini baru berusia 27 tahun. 

Lalu, Andri Wongki, pengusaha asal Batam yang sukses merintis usaha di usia muda. Lewat jualan kaos oleh-oleh yang diberi merk T-Obenk, alumni SMAN 1 Batam ini mampu menggairahkan kembali bisnis kaos di Kota Batam. Tidak hanya itu, melalui ide kreatifnya, ia mengembangkan bisnis kaosnya dengan menggunakan konsep mobile distro, yaitu sebuah bis yang direnovasi dan didesain semenarik mungkin dan disulap menjadi sebuah distro. Berbagai penghargaan pun berhasil diraih oleh pria yang memiliki nama asli Andri Kurnianto ini, diantaranya juara kedua sebagai Marketeers Youth Start Up Icon 2013 yang dari MarkPlus. Selain itu, pria yang sering diundang sebagai pembicara di berbagai acara ini juga pernah menyabet penghargaan dari Dahlan Iskan Award. 

Berikutnya, ada Nuruzzaman As Sidiqi, seorang trainer muda laris di Kota Batam. Padatnya undangan yang diterima oleh pria yang menguasai teknik Body Language & Communication Expert, Trainer Public Speaking, Negotiation, dan Hypnotherapy ini untuk mengisi berbagai acara, seperti dari Rumah Zakat, Batam Pos Entrepreneur School, dan lainnya, membuktikan kiprahnya yang memang sudah tidak diragukan lagi. Saat ini, pria 26 tahun yang aktif ikut mengajar pada program sosial Kelas Inspirasi regional Batam ini, berhasil merealisasikan mimpinya menjejaki Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, dalam program Young Southeast Asian Leaders Initiave (YSEALI) yang sedang diikutinya. Tidak hanya di luar, di lingkungan kampusnya, Universitas Internasional Batam (UIB) pun ia termasuk mahasiswa yang berprestasi. 

Arief Muhammad, adalah seorang penulis buku laris remaja berjudul "Poconggg Juga Pocong". Tidak hanya laris di pasaran, buku karyanya tersebut berhasil menembus dunia perfilman Indonesia. Ya, buku karya pria asal Batam itu diangkat oleh sebuah production house menjadi sebuah film layar lebar. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di SMPN 6 Batam tersebut lebih dikenal dengan nama samarannya, Poconggg. Hal ini bermula dari akun twitter-nya yang diberi nama serupa, dan menembus pengikut lebih dari 3 juta followers. Meski telah meraup sukses, ia masih tetap ramah, sebagaimana yang penulis rasakan saat berjumpa dengannya pada acara buka puasa bersama beberapa tahun lalu. 

Kemudian, Bagustian Iskandar, pemuda Batam yang berhasil menekuni berbagai bidang dan berhasil mewujudkannya menjadi sebuah karya. Beberapa buku hasil karyanya telah diterbitkan, salah satunya berjudul “Kepulangan Berikutnya” yang digarap bersama beberapa orang rekannya. Berbagai undangan sebagai pembicara talk show dan bedah buku pun kerap diterimanya, bahkan pernah dihadiri oleh mantan orang nomor satu di Kota Batam, Ahmad Dahlan. Kecintaannya terhadap dunia menulis menggerakkan hasratnya untuk membuat sebuah penerbitan buku indie yang diberi nama Indie Book Corner bersama teman-temannya di Yogyakarta. Tidak hanya itu, pria yang saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam Indonesia di Kota Gudeg ini juga merupakan seorang musisi. Beberapa kali ia sempat mengadakan konser mini album berisi lagu-lagu hasil ciptaannya. 

Menjadi orang sukses tentu menjadi harapan bagi semua orang. Apalagi jika hal itu bisa diraih selagi muda, sebagaimana contoh anak-anak muda Kepri tersebut. Menoreh prestasi, memberi manfaat bagi banyak orang, yang tidak hanya membuat bangga kedua orang tua dan daerah asal, tetapi juga mampu membawa harum nama bangsa ini ke kancah dunia, sebagaimana Nuruzzaman As Sidiqi itu. 

Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Selalu ada harapan yang terbuka lebar di luar sana. Meski saat ini belum mampu berkiprah sebagaimana mereka yang telah berprestasi tersebut, setidaknya masih ada hasrat dan gairah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Minimal, mampu menjaga diri dari hal-hal yang merugikan seperti pergaulan bebas, obat-obatan terlarang, dan hal-hal merugikan lainnya. Semoga, bersempena dengan Hari Sumpah Pemuda ini, penulis khususnya, dan semua anak muda di Kepri, bisa turut menyusul jejak kesuksesan mereka kelak.***

Penulis:
Muhammad Fadli, seorang penulis bermastautin di Tanjungbatu Kundur

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.