SABTU (25/07/2020) kemarin kembali hujan. Sebentar-sebentar saja, memang. Tapi cuaca terasa sejuk tanpa matahari. Sepekan ini memang beberapa kali hari hujan. Buat yang berharap jemurannya kering, tentu saja harus bersabar. Pasti belum bisa kering karena lebih banyak mendung. Cuaca itu bergantian antara hujan dan tak hujan. Bukan antara hujan dengan panas.
Tapi tidak masalah, kan? Toh ramai juga yang berharap sumurnya ditambah atau bertambah lagi isinya. Konon beberapa sumur warga masih berisi setengah atau belum maksimal seperti sedia kala. Jadi, jika hari hujan tentu saja itu sebuah harapan yang terkabulkan dari mereka. Yang berharap panas? Semoga juga akan ada cuaca panas dalam beberapa hari ke depan.
Hari Ahad (26/07/2020) ini tidak hujan. Hanya saja kelihatannya langit masih berat. Akankah nanti pagi atau siang nanti atau petang nanti akan turun hujan lagi, kita hanya berserah saja. Itu sepenuhnya kuasa Tuhan. Kalau hujan kita akan menerima. Jika tidak hujan kita juga akan menyesuaikannya. Kata orang tua-tua kita, hendaklah bisa menyesuaikan diri dengan segala keadaan yang bukan kita yang menentukan.
Catatan pagi selepas subuh ini hanya sekadar melemaskan jari-jari di atas keybord laptop atau di HP. Seperti biasa, selepas subuh dan menyempatkan membaca ayat-ayat suci satu-dua halaman dilanjutkan membaca dan menulis, inilah rutinitas pagi. Selagi Tuhan izin untuk kebiasaan ini, selama itu pula kegiatan ini akan dijalani.
Jika hari ini tidak hari Ahad, hari ujung pekan, sebentar lagi akan bersiap-siap untuk mengabdi di tempat lain: ke sekolah (Darul Mukmin) dan juga ke LPTQ di Masjid Agung. Dua tugas utama selain ada tugas-tugas sosial lainnya yang dilakoni pasca pensiun dari Pegawai Negeri. Kepada-Nya berharap untuk senantiasa sehat, kiranya ilmu dan usia yang tersisa ini terus bisa bermanfaat.
Jadi, hujan di akhir pekan, bukanlah untuk dipersoalkan. Itulah anugerah Tuhan yang sesungguhnya kita sangat membutuhkan. Tidak ada pemberian Tuhan yang tidak berguna untuk umat-Nya.***