BERSARA alias pensiun, lazimnya hanya satu kali dialami seseorang dalam pengembanan tugas. Tapi tidak dengan Pak Munzir, Kepala MA (Madrasah Aliyah) Swasta Al-Huda Tanjungbatu. Lelaki berusia 72 tahun ini mengalami masa pensiun sebanyak dua kali dalam tugasnya. Tapi jangan terkejut atau memprotesnya. Pensiun untuk kedua kali ini tidaklah sama persis dengan pensiun yang dialaminya untuk pertama kali, sebelumnya. Bahwa dia pensiun dua kali, memang benar adanya.
Syahdan, pada hari Sabtu (09/01) lalu bertempat di Aula Haji Tanjungbatu --juga menjadi aula MA Alhuda Tanjungbatu tempat Pak Munzir berdinas sebagai Kepala Sekolah-- berlangsung pertemuan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) yang memang rutin setiap bulan. Pada pertemuan terakhir di Madrasah Alyah (MA) Negeri Karimun Filial Tanjungpinang, bulan Desember Pak Munzir Usman (nama lengkapnya) sudah menjelaskan bahwa dia akan pensiun sebagai Kepala Sekolah di MA Alhuda.
Pak Munzir sudah memimpin sekolah agama yang berdiri sejak tahun 80-an itu selama 15 tahun terakhir. Tepatnya sejak tahun 2001, setelah tahun sebelumnya dia pensiun sebagai PNS di Kementerian Agama, pak Munzir diminta bergabung kembali dengan MA Alhuda. Sebelum dia mendapat tugas di luar Pulau Kundur, Pak Munzr termasuk salah seorang yang ikut sebagai guru awal di masa berdirinya madrasah ini. Karena harus menunaikan amanah sebagai pegawai negeri di luar sana, Pak Munzir harus istrahat sebagai pendidik di MA ini. Dan setelah pensiun, dia kembali ke Tanjungbatu dan bergabung kembali dengan MA Alhuda.
Jabatan terakhir Pak Munzir sebagai PNS adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Lingga. Waktu itu, Lingga masih sebagai sebuah kecamatan di Kabupaten Kepri. Ada empat kecamatan, kata Pak Munzir di kepulauan yang akhirnya sekarang menjadi kabupaten pemekaran dengan nama Kabupaten Lingga. Di Linggalah dia mengakhiri masa pengabdiannya sebagai aparatur negara yang mengurus urusan agama seperti masalah pernikahan, perceraan dan lain sebagainya. Dari Lingga pula akhrnya Pak Munzir kembali 'pulang kampung' ke Tanjungbatu, Kundur.
Karena merasa ikut merintis dan mendirikan MA Alhuda, dan pengurus Yayasan Alhuda yang menaungi sekolah ini memintanya untuk bergabung kembali dengan sekolah yang sama-sama dirikan sebelumnya, maka dia pun bersedia kembali menjadi bagian dari MA Alhuda. Lalu pensiun pertama itu menjadi langkah awal dan pembuka jalan dan tugas baru sebagai pendidik yang merangkap menjadi Kepala Sekolah di MA Alhuda Tanjungbatu terhitung sejak tahun 2001.
Lima belas tahun bersama dengan para Kepala Sekolah SMA/ MA se-Kabupaten Karimun, membuat rasa kebersamaan antara Pak Munzir dengan para Kepala Sekolah lainnya semakin akrab. Setiap bulan selalu ada pertemuan dalam wadah yang bernama MKKS itu. Pak Munzir sebagai kepala yang berusia lebih sepuh, otomatis menjadi panutan bagi para Kepala Sekolah lainnya. Jika ada acara-acara tertentu yang memerlukan pembacaan/ penyampaian doa, maka biasanya dialah yang diminta untuk membacakannya.
Di tahun 2015 ternyata Pak Munzir ingin membuat satu catatan yang 15 tahun sebelumnya sudah dibuatnya. Itulah pensiun. Pak Munzir kembali ingin pensiun dari pekerjaannya. Kalau dulu dia pensiun dari pegawai negeri di Kementerian Agama RI yang sudah dilakoninya lebih dari 30 tahun, kini dia pensiun dari kedudukannya sebagai Kepala Sekolah di MA Alhuda. "Saya ingin lebih fokus untuk mengurus satu hal saja," katanya dalam sambutan perpisahannya Sabtu itu.
Menurut penjelasan Pak Munzir, saat ini akan khusus mengurus Yayasan Alhuda yang menaungi dua sekolah, MA dan TK Alhuda. "Cukup mengurus yayasan saja, sementara sekolah biarlah yang muda-muda," katanya menambahkan. Pak Munzir lebih jauh menjelaskan keadaan sekolah dan hubungannya dengan sekolah-sekolah lain di kabupaten berazam ini. Selain itu, dalam pidato singkatnya di hadapan para Kepala Sekolah SMA/ MA se-Kabupaten Karimun juga meminta maaf atas kemungkinan kesalahan dan kekeliruan yang terlanjurkan dilakukan. Dia juga mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan dari para Kepala Sekolah lain, baik kepada diri pribadinya maupun kepada sekolah yang dia 'terajui' selama kurang lebih 15 tahun. Selamat bersara untuk kedua kali, Pak Munzir. Akankah ada pensun ketiga? Bisa saja, karena saat ini dia masih bekerja mengurus yayasan. Tapi semuanya akan ditentukan sejarah nantinya.***
Pak Munzir sudah memimpin sekolah agama yang berdiri sejak tahun 80-an itu selama 15 tahun terakhir. Tepatnya sejak tahun 2001, setelah tahun sebelumnya dia pensiun sebagai PNS di Kementerian Agama, pak Munzir diminta bergabung kembali dengan MA Alhuda. Sebelum dia mendapat tugas di luar Pulau Kundur, Pak Munzr termasuk salah seorang yang ikut sebagai guru awal di masa berdirinya madrasah ini. Karena harus menunaikan amanah sebagai pegawai negeri di luar sana, Pak Munzir harus istrahat sebagai pendidik di MA ini. Dan setelah pensiun, dia kembali ke Tanjungbatu dan bergabung kembali dengan MA Alhuda.
Jabatan terakhir Pak Munzir sebagai PNS adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Lingga. Waktu itu, Lingga masih sebagai sebuah kecamatan di Kabupaten Kepri. Ada empat kecamatan, kata Pak Munzir di kepulauan yang akhirnya sekarang menjadi kabupaten pemekaran dengan nama Kabupaten Lingga. Di Linggalah dia mengakhiri masa pengabdiannya sebagai aparatur negara yang mengurus urusan agama seperti masalah pernikahan, perceraan dan lain sebagainya. Dari Lingga pula akhrnya Pak Munzir kembali 'pulang kampung' ke Tanjungbatu, Kundur.
Pak Munzir (baju oren-biru) diantara anggota MKKS |
Karena merasa ikut merintis dan mendirikan MA Alhuda, dan pengurus Yayasan Alhuda yang menaungi sekolah ini memintanya untuk bergabung kembali dengan sekolah yang sama-sama dirikan sebelumnya, maka dia pun bersedia kembali menjadi bagian dari MA Alhuda. Lalu pensiun pertama itu menjadi langkah awal dan pembuka jalan dan tugas baru sebagai pendidik yang merangkap menjadi Kepala Sekolah di MA Alhuda Tanjungbatu terhitung sejak tahun 2001.
Lima belas tahun bersama dengan para Kepala Sekolah SMA/ MA se-Kabupaten Karimun, membuat rasa kebersamaan antara Pak Munzir dengan para Kepala Sekolah lainnya semakin akrab. Setiap bulan selalu ada pertemuan dalam wadah yang bernama MKKS itu. Pak Munzir sebagai kepala yang berusia lebih sepuh, otomatis menjadi panutan bagi para Kepala Sekolah lainnya. Jika ada acara-acara tertentu yang memerlukan pembacaan/ penyampaian doa, maka biasanya dialah yang diminta untuk membacakannya.
Suasana Rapat MKKS SMA/ MA Karimun |
Menurut penjelasan Pak Munzir, saat ini akan khusus mengurus Yayasan Alhuda yang menaungi dua sekolah, MA dan TK Alhuda. "Cukup mengurus yayasan saja, sementara sekolah biarlah yang muda-muda," katanya menambahkan. Pak Munzir lebih jauh menjelaskan keadaan sekolah dan hubungannya dengan sekolah-sekolah lain di kabupaten berazam ini. Selain itu, dalam pidato singkatnya di hadapan para Kepala Sekolah SMA/ MA se-Kabupaten Karimun juga meminta maaf atas kemungkinan kesalahan dan kekeliruan yang terlanjurkan dilakukan. Dia juga mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan dari para Kepala Sekolah lain, baik kepada diri pribadinya maupun kepada sekolah yang dia 'terajui' selama kurang lebih 15 tahun. Selamat bersara untuk kedua kali, Pak Munzir. Akankah ada pensun ketiga? Bisa saja, karena saat ini dia masih bekerja mengurus yayasan. Tapi semuanya akan ditentukan sejarah nantinya.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda