TERHITUNG sejak 26 Januari 2017 lalu, resmilah penggantian dan atau perubahan para pimpinan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA dan SMK) Negeri se-Kabupaten Karimun. Kamis malam itu, bertempat di Gedung Nasional Tanjungbalai Karimun, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun melantik para Kepala Sekolah (Kasek) se-Kabupaten Karimun sebagai wujud berpindahnya kewenangan Pemerintah dalam mengelola pendidikan setingkat SLTA. Inilah satu implementasi Undang-undang Nomor 23/ 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Malam itu memang belum secara otomatis para Kepala Sekolah yang dilantik akan masuk ke sekolah baru tempat mereka ditetapkan, besok harinya. Harus melalui proses serah terima antara pejabat lama dengan pejabat baru, terlebih dhulu. Karena kesempatan serah-terima juga menunggu kesempatan para Kasek baru dan lama maka untuk beberapa sekolah bahkan menunggu kurang lebih satu minggu (pekan) untuk proses serah-terima itu. Tapi itu tidak masalah. Satu-dua hari menunggu tidak masalah.
Seperti sudah maklum, bahwa setelah penyerahan personel, dll (dari daerah kabupaten ke provinsi) pada Oktober 2016 maka pada awal tahun baru, 2017 efektiflah perpindahan itu. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang semula menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten kini resmi menjadi kewenangan provinsi.
Salah seorang Kasek yang kebetulan berasal dari guru tempat saya mengabdi, SMA Negeri 3 Karimun, Pak Mulyadarman adalah guru yang ikut dan terbawa gerbong penggantian beberapa Kepala Sekolah itu. Dengan bangga sekaligus haru dia berkisah perihal naiknya statusnya dari guru biasa menjadi Kepala Sekolah. Begitu lama menunggu, akhirnya sampai dan merasa juga 'langkah baru' ini. Begitulah Pak Mul (saya memanggilnya begitu) dalam kebersamaan yang hanya beberapa bulana saja di SMA Negeri 3 Karimun.
Pak Mul, yang sejatinya sudah lama menunggu diberi kepercayaan sebagai peneraju sebuah sekolah itu sebenarnya adalah seorang guru senior. Dia sudah menjadi guru sejak belasan tahun dan sudah merasakan beberapa orang Kepala Sekolah selama menjadi guru di sekolah tempat diangkat pertama kali menjadi guru di SMA Negeri 2 Kundur di Urung, Tanjungberlian. Setiap ada pergantian Kepala Sekolah di tempat dia bertugas, dia tetap menjadi guru senior di situ karena memang dia lebih duluan diangkat dari pada teman-temannya yang datang belakangan. Selama itu pula dia masih tetap dipercaya menjadi salah seorang Wakil Kepala Sekolah. Dan selama itu pula dia merasakan bagaimana menunggu itu.
Hanya karena isterinya yang didiagnosa gagal ginjal, yang harus secara rutin cuci darah, maka pada tahun 2016 lalu dia minta dimutasi ke salah satu sekolah di Pulau Karimun, agar lebih dekat ke RSUD Karimun. Tujuannya agar mudah melakukan proses cuci darah di rumah sakit terbesar di Kabuptaen Karimun itu. Lalu dia ditempatkan di SMA Negeri 3 Karimun setelah saya menerima dan memberikan rekomendasi menerima ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun yang mencari sekolah untuk tempat 'berlabuhnya' Pak Mul. Saya menerima bukan karena kekurangan guru MP Biologi, tapi menerima Pak Mul karena mempertimbangkan agar dia bisa mutasi dari Pulau Kundur ke Pulau Karimun ini..
Hanya beberap bulan dia di sekolah ini, sampai jua masa itu. Di awal 2017 dia bersama para Kepala Sekolah lain mendapat tugas baru sebagai Kepala Sekolah. Di anrara sekian Kepala Sekolah di Kabupetan Karimun, ada yang dipindahtugaskan dari satu sekolah ke sekolah lain, ada pula yang diistirahatkan dan atau minta istirahat sendiri kaena merasa sudah lelah. Ada lima orang Kasek baru yang menggantikan Kasek lama yang sudah dipindah tugas atau tidak lagi menjadi Kepala Sekolah. Dan Pak Mul adalah satu Kasek baru itu yang mengisi kekosongan itu.
Satu hal yang berulang-ulang disebutnya kepada saya sebagai Kepala Sekolah terakhirnya dalam posisi sebagai guru adalah bahwa ketika bersama sayalah dia akhirnya mendapat amanah untuk memimpin sebuah sekolah. "Banyak, banyak sudah Kepala Sekolah sebagai atasan saya, akhirnya di tangan Bapak juga terwujudnya impian saya menjadi Kepala Sekolah," katanya pada saat acara 'mengantar tugas' di SMA Negeri 3 Karimun sebelum dia resmi meninggalkan sekolah ini. Sedikit banyak saya ikut bangga juga sebagai Kepala Sekolah terakhirnya sebelum menjadi Kepala Sekolah.
Dengan tugas dan tanggung jawab yang baru ini, maka bermulalah 'langkah baru' Pak Mul yang sesungguhnya sudah sangat lama dia tunggu itu. Langkah baru yang sudah lama ditunggu, kini sudah dia mulai. Kita doakan semoga Pak Mul menjadi Kepala Sekolah yang sukses, mampu membawa sekolah yang diteraju menjadi sekolah yang hebat. Semoga!***
Malam itu memang belum secara otomatis para Kepala Sekolah yang dilantik akan masuk ke sekolah baru tempat mereka ditetapkan, besok harinya. Harus melalui proses serah terima antara pejabat lama dengan pejabat baru, terlebih dhulu. Karena kesempatan serah-terima juga menunggu kesempatan para Kasek baru dan lama maka untuk beberapa sekolah bahkan menunggu kurang lebih satu minggu (pekan) untuk proses serah-terima itu. Tapi itu tidak masalah. Satu-dua hari menunggu tidak masalah.
Seperti sudah maklum, bahwa setelah penyerahan personel, dll (dari daerah kabupaten ke provinsi) pada Oktober 2016 maka pada awal tahun baru, 2017 efektiflah perpindahan itu. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang semula menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten kini resmi menjadi kewenangan provinsi.
Menerima bingkisan pada acara mengantar tugas |
Pak Mul, yang sejatinya sudah lama menunggu diberi kepercayaan sebagai peneraju sebuah sekolah itu sebenarnya adalah seorang guru senior. Dia sudah menjadi guru sejak belasan tahun dan sudah merasakan beberapa orang Kepala Sekolah selama menjadi guru di sekolah tempat diangkat pertama kali menjadi guru di SMA Negeri 2 Kundur di Urung, Tanjungberlian. Setiap ada pergantian Kepala Sekolah di tempat dia bertugas, dia tetap menjadi guru senior di situ karena memang dia lebih duluan diangkat dari pada teman-temannya yang datang belakangan. Selama itu pula dia masih tetap dipercaya menjadi salah seorang Wakil Kepala Sekolah. Dan selama itu pula dia merasakan bagaimana menunggu itu.
Hanya karena isterinya yang didiagnosa gagal ginjal, yang harus secara rutin cuci darah, maka pada tahun 2016 lalu dia minta dimutasi ke salah satu sekolah di Pulau Karimun, agar lebih dekat ke RSUD Karimun. Tujuannya agar mudah melakukan proses cuci darah di rumah sakit terbesar di Kabuptaen Karimun itu. Lalu dia ditempatkan di SMA Negeri 3 Karimun setelah saya menerima dan memberikan rekomendasi menerima ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun yang mencari sekolah untuk tempat 'berlabuhnya' Pak Mul. Saya menerima bukan karena kekurangan guru MP Biologi, tapi menerima Pak Mul karena mempertimbangkan agar dia bisa mutasi dari Pulau Kundur ke Pulau Karimun ini..
Bersama beberapa siswa Kamis itu |
Satu hal yang berulang-ulang disebutnya kepada saya sebagai Kepala Sekolah terakhirnya dalam posisi sebagai guru adalah bahwa ketika bersama sayalah dia akhirnya mendapat amanah untuk memimpin sebuah sekolah. "Banyak, banyak sudah Kepala Sekolah sebagai atasan saya, akhirnya di tangan Bapak juga terwujudnya impian saya menjadi Kepala Sekolah," katanya pada saat acara 'mengantar tugas' di SMA Negeri 3 Karimun sebelum dia resmi meninggalkan sekolah ini. Sedikit banyak saya ikut bangga juga sebagai Kepala Sekolah terakhirnya sebelum menjadi Kepala Sekolah.
Dengan tugas dan tanggung jawab yang baru ini, maka bermulalah 'langkah baru' Pak Mul yang sesungguhnya sudah sangat lama dia tunggu itu. Langkah baru yang sudah lama ditunggu, kini sudah dia mulai. Kita doakan semoga Pak Mul menjadi Kepala Sekolah yang sukses, mampu membawa sekolah yang diteraju menjadi sekolah yang hebat. Semoga!***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda