TIDAK mudah menyejalankan kerja keras dengan keikhlasan. Tapi dasar dengan kerja keras plus hati ikhlas dari yang melaksanakan, setiap pekerjaan tidak akan dengan mudah terselesaikan. Bahkan malah bisa tidak mampu mengerjakannya. Ini bukan dugaan lagi tapi sudah menjadi kenyataan sejak lama. Para ahli sudah sepakat dengan empiris ini.
Saya ingin menyebut satu acara peringatan yang dilaksanakan keluarga besar SMA Negeri 3 Karimun hari Sabtu (26/11/16) lalu itu. Satu pelaksanaan untuk tiga kegiatan. Itu tidak mudah melaksanakan. Momen peringatan HUT (Hari Ulang Tahun) PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) ke-71 dan HGN (Hari Guru Nasional) Tahun 2016 disejalankan peringatannya dengan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Kedua peringatan ini sejatinya pada bulan Oktober (28 Oktober untuk Sumpah Pemuda) dan bulan November (10 November untuk Hari Pahlawan) yang lalu. Namun mengingat hari efektif belajar maka ketiga peringatan dilaksanakan dalam satu kegiatan saja.
Pastilah pekerjaan amat berat untuk melaksaakan kegiatan yang begitu besar. Dimulai dari persiapan oleh panitia yang dipercayakan, lalu merancang kegiatan hingga pelaksanaan kegiatannya. Maka Sabtu lalu itu adalah hari penting, hari penuh kreasi yang ditampilkan keluarga besar SMA Negeri 3 Karimun Bertamadun itu.
Tumpeng HUT PGRI |
Acara dimulai dengan seremoni pembukaan setelah pagi-pagi pukul tujuh itu oleh Kepala Sekolah langsung turun menyiapkan barisan. Dengan meminta setiap wali kelas berdiri di depan kelas masing-masing, dapat didata sekaligus siswa yang hadir dan yang tidak hadir. Berbaris menurut kelas masing-masing bersama wali kelas di depan barisan, adalah pertama kali dilakukan sekolah. Kepala Sekolah memang sengaja melakukan trik ini untuk melihat tingkat kehadiran warga sekolah. Para guru jug dibariskan dengan memberikan laporan juga tentang jumlah kehadrian.
Pada acara pembukaan hanya ada pidato pengarahan Kepala Sekolah dengan sedikit pesan. Lalu secara resmi Kepala Sekolah bahwa acara Peringatan HUT PGRI ke-71 dan HGN 2016 yang disejalankan dengan peringatan HUT Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan dibuka secara resmi. Peresmian ini ditandai dengan pemotongan tali --untuk melepas-- balon yang diberi bendera HUT PGRI ke udara. Selanjutnya pemotongan tumpeng yang juga bermerek HUT PGRI.
Suguhan Tari Kreasi Siswa |
Pada acara pembukaan ini juga diumumkan oleh Kepala Sekolah lima orang guru 'inspiratif' yang dianggap berjasa cukup dan layak diteladani. Kelima guru itu adalah Lestina Ariza, Ponilawati, Desseriyani, Yulius dan Vera J Rompas. Menurut penjelasan Kepala Sekolah, "Sesungguhnya hampir semua gur SMA Negeri 3 Karimun layak untuk diteladani. Semuanya pekerja keras dan bekerja dengan ikhlas. Hanya karena harus diumumkan lima orang saja, maka nilai tertingginya jatuh kepada lima orang guru itu." Begitu disampaiikan sebelum pengumuman.
Setelah acara pembukaan yang juga menampilkan tari persembahan, barulah aneka kegiatan lomba lainnya dilaksanakan. Dalam catatan ada dua kelompok peserta lomba, kelompok guru dan kelompok siswa. Para guru khusus untuk bagian peringatan HUT PGRI dan HGN sementara lomba antar siswa adalah bagian Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Pada lomba guru, acaranya adalah Lomba Membaca Puisi antar guru yang diawali oleh pembacaan puisi oleh Kepala Sekolah dan salah seorang guru yang didapuk menjadi juri lomba. Semua guru SMA Negeri 3 Karimun ikut dalam lomba membaca puisi ini. Ternyata mereka semua adalah pembaca puisi yang hebat.
Peserta Lomba dan Penonton Ikut Berdansa |
Pada lomba yang diikuti siswa, kegiatannya adalah lomba monolog puisi dan lomba nyanyi hari pahlawan dan atau bertema pemuda. Begitu hebatnya mereka menampilkan suara dan gayanya dalam lomba itu. Pastilah para jurinya akan bingung menentukan pemenangnya mengingat hamoir semua peserta itu tampil prima membawakan lagu-lagu bertema pahlawan dan pemuda.
Satu harian pernuh warga sekolah meayakan peringatan HUT PGRI dan HGN 2016 serta Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlwan. Menjelang pukul 15.00 para siswa masih juga antusias berkegiatan yang sudah dimulai sejak pukul 07.00 itu. Tentu saja kita bangga dan puas dengan aktivitas yang mereka tampilkan.
Guru Membaca Puisi |
Harus diakui, lancar dan suksesnya semua kegiatan peringatan itu adalah karena semua pihak mau bekerja keras dan bersemangat plus ditopang rasa ikhlas. Tanpa kerja keras dan ikhlas itu, tidak akan mudah melaksanakan kegiatan yang begitu berat. Mereka bekerja tanpa imbalan materi apapun. Tidak ada honornya, tidak ada juga uang 'minyak' yang mereka terima. Mereka ikhlas berbuat demi sekolah saja.
Perlu terus dikembangkan kreativitas guru dan siswa pada momen-momen bersejarah seperti ini. Sejatinya kegiatan ini menjadi ajang unjuk prestasi dan kreasi guru dan siswa di sebuah sekolah. Dana yang minim tidak harus menjadi kendala bagi warga sekolah untuk melakukan berbagai kegiatan ekstra di luar kelas. Mereka sudah melakukan pembalajaran di kelas, maka sekali-sekali mereka harus diberi kesempatan berkeasi di luar kelas. Inilah salah satu kesempatannya. SELAMAT buat para guru dan siswa semuanya, karena kalian telah berbuat yang terbaik untuk sekolah.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda