MEMBACA salah satu harian hari Senin (21/ 09) ini membuat perasaan agak geli-geli ngeri. Sepintas lalu, rada-rada lucu tapi juga serasa serius juga. Seorang pejabat nomor satu di sebuah provinsi mengusulkan agar gaji dan tunjangan presiden diturunkan. Begitu juga gaji dan tunjangan anggota DPR. Wow, usulan yang pasti sangat menarik bagi rakyat saat ini. Di saat gencarnya usulan anggota dewan terhormat itu untuk menaikkan gaji atau tunjangan, tiba-tiba ada usulan sebaliknya maka jelas saja usulan itu menjadi aneh tapi juga tepat waktunya.
Pejabat yang mengusulkan agar gaji dan tunjangan presiden diturunkan itu adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang terkenal balak-blakan itu. Dia juga terkenal politisi anti korupsi. Katanya (seperti dikutip wartawan koran), pada saat ekonomi bangsa Indonesia merosot dan melambat maka usulan yang bagus bukanlah usulan kenaikan gaji atau tunjangan. Sebaiknya yang diusulkan adalah penurunan gaji dan tunjangan presiden dari tunjangan yang ada saat ini. Begitu pula gaji dan tunjangan anggota DPR, sebaiknya juga bukan dinaikkan tapi diturunkan. Haha, apa ini benar-benar usulan serius?
Betapa mulianya usulan ini terdengar. Masalahnya, apakah ide ini benar-benar serius untuk menyelamatkan ekonomi nasional sebagaimana digembak-gemborkan, atau sekadar menarik hati rakyat atau bahkan untuk penipuan rakyat belaka? Jangan-jangan, usulan itu hanyalah cara politisi untuk menarik hati rakyat agar rakyat nanti akan memilihnya lagi atau akan memilih partainya dalam Pemilu yang akan datang. Apalagi diikuti pula oleh berita terbaru (hari ini juga) bahwa beberapa fraksi di DPR-RI akan menolak usulan kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan itu.
Apapun motif usulan penurunan gaji dan tunjangan pejabat tinggi itu, yang pasti akan ada efeknya kepada sesama mereka dan atau kepada pejabat dan atau orang lain. Salah satu yang boleh jadi akan terjadi adalah akan terganggunya hubungan harmonis di antara para pejabat. Karena yang mengusulkan adalah pejabat tinggi juga, pejabat partai juga maka tidak mustahil akan ada yang merasa tidak nyaman dengan usulan itu. Apa yang sudah terasa nyaman selama ini, kini malah akan terusik oleh usulan itu. Tentu saja ini dapat merusak hubungan persahabatan di antara mereka yang merasa terusik itu.
Maka kita (rakyat) ingatkan agar para pejabat itu tidak usah merasa terusik. Tidak usah merasa tersinggung atau berkecil hati dengan usulan yang entah serius entah tidak itu. Sebaiknya, momen ekonomi semakin berat bagi rakyat saat ini, justeru para pejabat menunjukkan kepeduliannya kepada kesulitan rakyat. Inilah waktu yang tepat. Pemerintahan selama ini yang selalu dianggap tidak pro rakyat, maka buktikanlah bahwa para pejabat saat ini sebenarnya pro rakyat. Gaji yang sudah ada jangan lagi minta dinaikkan. Bahlan kalau perlu memang diturunkan lagi supaya sebagian uang itu bisa dipakai rakyat. Bisakah? Kita tunggu waktu akan membuktikannya nanti.***
Maka kita (rakyat) ingatkan agar para pejabat itu tidak usah merasa terusik. Tidak usah merasa tersinggung atau berkecil hati dengan usulan yang entah serius entah tidak itu. Sebaiknya, momen ekonomi semakin berat bagi rakyat saat ini, justeru para pejabat menunjukkan kepeduliannya kepada kesulitan rakyat. Inilah waktu yang tepat. Pemerintahan selama ini yang selalu dianggap tidak pro rakyat, maka buktikanlah bahwa para pejabat saat ini sebenarnya pro rakyat. Gaji yang sudah ada jangan lagi minta dinaikkan. Bahlan kalau perlu memang diturunkan lagi supaya sebagian uang itu bisa dipakai rakyat. Bisakah? Kita tunggu waktu akan membuktikannya nanti.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda