DALAM rangka memperingati dan memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI selalu ada pertandingan atau lomba berbagai hal. Ada olahraga, ada kesenian dan ada juga kreativitas dan atau keterampilan tertentu lainnya. Dimana-mana selama bulan Agustus, bulan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia akan ditemukan bermacam permainan masyarakat. Pokoknya ada saja yang mengadakan berbagai kegiatan. Dari kampung hingga ke kota, aneka lomba akan selalu ada.
Di sebuah kampung kecil yang bernama Wonosari di Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri (saya percaya di banyak kampung lainnya juga) diadakanlah lomba atau pertandingan/ permainan rakyat. Salah satunya adalah pertandingan domino. Dan untuk domino ini memang ada juga sebutan lain, yaitu main batu atau 'main batu lacak'. Itulah batu-batu dengan titik-titik (mata batu) tertentu yang dimainkan oleh empat orang yang dua diantaranya sebagai teman dan dua lainnya sebagai lawan. Bagaikan main catur, main domino saling berhadapan. Hanya yang saling berhadapan adalah teman sendiri dan lawan adalah yang saling berhadapan di sisi kiri-kanan kita.
Lomba batu domino sangatlah terkenal di kampung-kampung di seantero Indonesia. Setiap hari-hari besar seperti Hari Kemerdekaan itu, lomba domino akan selalu diadakan. Dengan hadiah yang alakadarnya hingga hadiah sangat besar, masyarakat sangat antusias mengikuti lomba domino. Karena waktu bermainnya pada malam hari, maka hampir semua laki-laki di kampung tersebut akan turun dan ikut berlomba. Namanya sudah jam istirahat setelah seharian bekerja.
Malam ini, Selasa (18/ 08) sehari setelah upacara detik-detik proklamasi, saya berkesempatan menonton lomba domino di kampung, tempat saya tinggal. Wonosari yang didominasi oleh warga keturunan Jawa memang setiap tahun peringatan hari kemerdekaan mengadakan permainan rakyat yang salah satunya domino itu. Dan permainan yang saya saksikan malam ini adalah lanjutan malam-malam sebelumnya. Saya sendiri memang baru malam ini sempat menyaksikannya.
Tentu saja tidak sekadar memperebutkan hadiah yang diutamakan. Dalam kebersamaan permainan ini yang lebih utama adalah kebersamaan dan persatuannya. Nilai-nilai persatuan dan kekompakan yang diajarkan dalam perjuangan kemerdekaan, benar-benar dibuktikan dalam permainan domino. Sebagai permainan yang menggunakan pertemanan, maka menjaga kekompakan dan kebersamaan itu adalah mutlak.
Dalam pertandingan domino, terdiri dari empat pemain. Dua orang adalah satu regu (semendaan) dan dua lainnya juga demikian. Perlombaannya adalah antara dua orang yang saling berhadapan dengan dua orang lainnya yang juga saling berhadapan. Keempatnya dudukc di kursi yang sudah disediakan panitia dengan meja di tengahnya.
Pemenangnya adalah regu yang lebih duluan menghabiskan batu lacaknya. Batu yang berjumlah 28 buah itu, masing-masing akan mengambilnya sebanyak tujuh batu. Sesuai undian, yang pertama meletakkan batu adalah yang menang dalam undian trersebut. Lalu secara berurutan ke arah kanan, akan terus menurunkan batunya yang sesuai dengan batu yang baru saja diturunkan.
Jika tidak ada pemain yang berhasil menghabiskan batunya, maka pemenangnya adalah regu yang jumlah mata batunya lebih kecil. Itulah sebabnya kekompakan dan kebersamaan antara teman yang saling berhadapan itu diperlukan. Jika tidak derdas dalam memperkirakan batu-batu temannya, maka akan selalu menjadi orang yang kalah.
Regu pemenang terakhir adalah jika regu orang yang dikalahkan lebih duluan memperoleh jumlah mata batu sampai angka 101 atau lebih. Dan setelah dua kali kalah atau dalam posisi 2-1 (sesuai ketentuan panitia) maka barulah ditetapkan pemenang yang akan diadu lagi dalam lanjutan permainan dengan lawan yang lain. Begitulah seterusnya.
Sekali lagi, yang utama dalam permainan domino adalah bagaimana menjaga kekompakan pertemanan dalam permainan yang terkadang menghabiskan waktu cukup lama. Semoga permainan ini terus dapat dilestarikan demi terjalainnya persahabatan di antara para pemain.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda