MENGAJAK untuk sehat, wajib hukumnya terutama bagi siapapun yang mengerti tentang kesehatan. Sebagaimana juga berdakwah (mengajak dalam beragama) sesungguhnya mengajak orang untuk senantiasa sehat pun sama pentingnya. Jika berdakwah dalam agama itu diwajibkan bagi setiap muslim, maka berdakwah dalam kesehatan pun mestinya wajib kedudukannya.
Dalam kehidupan beragama, memang diwajibkan bagi setiap orang-orang yang sudah mengerti agama untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama kepada orang lain. Dalam konsep Islam, kewajiban menyampaikan agama tidak semata disandarkan kepada para ulama, juru dakwa (profesional) belaka. Tapi kepada masyarakat umum yang walaupun hanya bisa menyampaikan sebagian kecil saja, pun terkena kewajiban menyampaikannya kepada orang lain.
Dalam salah satu pernyataan Nabi Muhammad (hadits) ditegaskan bahwa menyampaikan sesuatu yang baik itu adalah perintah yang datang darinya. Ballighuu 'anni walau ayah, kata Nabi yang berati "Sampaikanlah apa-apa yang datang dari aku (nabi) meskipun itu hanya satu ayat". Satu ayat dalam pernyataan itu maksudnya meskipun yang disampaikan itu hanya sedikit saja tetap harus disampaikan lagi kepada orang lain. Artinya kadar sedikit atau banyak tidak menjadi penentu wajib-tidaknya menyampaikan kebaikan kepada orang lain.
Jadi, jelaslah bahwa kewajiban menyampaikan sesuatu dalam agama (Islam) itu memanglah kewajiban siapa saja. Tidak harus ustaz saja, tidak harus penceramah saja, meskipun kewajiban ustaz, penceramah, ulama atau juru dakwah akan jauh lebih tinggi tingkat kewajibannya dalam menyampaikan ajaran agama.
Nah, kembali kepada ajakan untuk sehat, pun adalah kewajiban bagi siapa saja. Terutama bagi yang sedikit-banyak sudah mengerti dengan kesehatan. Kewajiban mengajak untuk sehat adalah tanggung jawab bagi setiap orang yang mengerti kesehatan itu sendiri.
Sejak beberapa bulan atau satu-dua tahun belakangan ini saya mencoba melakukan apa yang disebut sebagai 'mengajak untuk sehat'. Beberapa kali saya mengisi waktu pembelajaran di kelas dan sesekali waktu mengaitkan materi dengan kesehatan, saya menyimpulkan bahwa beberapa orang siswa saya tidak atau belum mengerti bagaimana hidup sehat. Ketika saya tanya, mengapa masih banyak siswa yang minta izin karena alasan sakit, mereka menjawab bahwa sakit itu sudah nasib.
Kekeliruan pandangan ini perlu diluruskan. Sakit atau sehat, sesungguhnya sangat ditentukan oleh kita sendiri. Kita yang merngusahakan sebagaiamana kita juga yang mendoakan. Bahwa ada sakit atau penyakit disebabkan oleh sesuatu di luar kemampuan manusia, itu memang benar. Orang yang karena kecelakaan atau penyakit keturunan, tentulah di luar perhitungan dan kemampuan orang tersebut. Tapi jika ada yang terkena fileks, demam atau sakit perut tersebab kelalaian sendiri, maka sakit seperti itu tidak serta-merta dikatakan sebagai nasib belaka. Bahwa semua penyakit adalah atas izin Tuhan, itu juga benar adanya. Tapi harus diingat, Tuhan tidak akan membuat hamba-Nya sakit dan menderita. Jika hamba-Nya berusaha dan berdoa dengan benar tentu Allah juga akan merestui untuk sehat.
Dalam usaha meluruskan cara berpikir orang-orang di sekitar inilah, saya selalu berusaha dan menunjukkan bahwa sesungguhnya sehat itu sangat ditentukan oleh cara dan strategi hidup kita. Jika dokter atau para pakar kesehatan menganjurkan untuk mengamalkan pola hidup sehat, itu karena memang sesuai penenlitian. Pola hidup sehat itulah yang akan menentukan sehat-tidaknya seseorang dalam kehidupannya. Dan karena itulah saya mencoba dan berusaha untuk mengamalkan pola hidup sehat.
Selain mengamalkan pola hidup sehat (makan-minum-istirahat dan olahraga teratur) saya juga mengonsumsi obat atau makanan dan minuman yang bermanfaat untuk kesehatan. Untuk inilah saya mengikuti beberapa member dalam beberapa produk yang katanya dapat menambah dan menjaga kesehatan. Saya, misalnya pernah ikut group Tiensi, 4Life dan saat ini ikut HPAI. Tujuan ikut member, selain untuk mengambil manfaat 'harga murah' karena mendapat discount harga, juga untuk memudahkan membelinya. Sebagai pengonsumsi, tujuan utama sebagai member adalah untuk mengonsumsi tersebut.
Dari beberapa yang pernah saya ikuti, saat ini saya agak lebih serius dengan produk-produk HPAI ini. Produk terakhir ini saya merasa lebih sreg karena hanya produk-produk halal saja yang dijual dan tentu saja hanya produk halal (versi LP-POM MUI) yang insyaallah akan terkonsumsi. Semoga saja ini benar-benar halal.
Sebagai penutup catatan, sekali lagi saya ingin sekali mengajak teman-teman sahabat untuk memulai memikirkan dan melaksanakan pola hidup sehat. Tentu saja akan lebih lengkap jika amalan pola hidup sehat itu disempurnakan dengan mengonsumsi produk herbal halal yang juga akan memperkuat daya tahan sebagai pondasi kesehatan badan kita. Semoga!***
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda