BOLEH berharap tapi wajib berbuat. Tiada harapan tanpa perjuangan. Omong-kosong akan mendapatkan, jika tiada usaha yang dilakukan. Pernyataan itu berlaku untuk apa, bagaimana dan di mana saja. Konsep itu, selain untuk pemberi semangat dan dorongan dalam berbuat juga untuk membuktikan dan meyakinkan bahwa setiap keberhasilan memang mesti diawali dengan perjuangan.
Pensi Smantika (Pentas Seni SMA Negeri 3 Karimun) yang kembali digelar malam kemarin (Sabtu, 26/03/16) untuk kedua kali, sesungguhnya membawa pesan mulia itu. Selain menampilkan pesan semangat dalam berbuat, pesan pokok dari kegiatan yang diprogramkan menjadi program tahunan Osis Smantika itu adalah perlunya sekolah (baca; Pemerintah) menyiapkan sarana prasarna kebutuhan siswa di sekolah. Potensi seni dan atau bidang apa saja yang dimiliki siswa, perlu mendapat dukungan dari semua kita. Itu artinya, penyediaan sarana prasarna pendukung kreativitas siswa itu wajib ada.
Pensi pertama tahun --2015-- lalu itu, sesungguhnya adalah untuk membuktikan bahwa setiap siswa memiliki potensi kreativitas dan aktivitas yang baik jika sekolah (guru) mau membimbing dan mengembangkan potensi mereka. Setahun lalu itu, ketika guru pembina eskul bersama Pembina Osis Smantika mengajukan keinginan untuk melaksanakan Pensi secara rutin, sekolah sedikit kebingungan dan keberatan. Persoalan pokoknya adalah belum tersedinya sarana prasarna pendukung kegiatan seperti itu.
Paling sederhana, misalnya sekolah belum memiliki ruang --aula/ serba guna-- yang dapat menampung ratusan siswa yang akan berkegiatan dalam berbagai bidang yang mereka inginkan. Untuk mengumpulkan para siswa (bisa bersama undangan lainnya) di satu tempat, tentu saja diperlukan satu ruangan khusus dengan ukuran memadai. Ruangan itu adalah aula atau ruang serba guna dengan kelengkapan fasilitasnya juga. Tapi Smantika belum memilikinya. Sekolah belum mempunyai aula walaupun sudah berulang-ulang diusulkan ke Pemerintah. Sekolah boleh membuat program dan mengusulkan, namun keputusannya tetaplah Pemerintah. Dan sampai hari ini, ruang itu belum juga ada.
Selain kebutuhan ruangan, untuk kebutuhan pementasan berbagai kreativitas seni dan kreativitas lainnya, wajib pula didukung fasilitas lain seperti pengeras suara, mobiler dan banyak lagi. Kesemua itu belumlah dimiliki oleh sekolah dalam bentuk yang memadai. Tapi siswa/ wi sudah tidak sabar untuk tampil dan menampilkan kreativitas seni mereka.
Maka, keberanin dan semangat yang membara dari para siswa dan guru-guru pembina, terwujud juga Pensi I di tahun 2015 lalu itu. Saat itu hanya bersifat internal saja. Siafatnya, dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa. Semua pengisi acara sepenuhnya adalah siswa. Penontonnya juga hanya lingkungan sekolah sendiri. Tidak atau belum melibatkan pihak luar.
Nah, untuk Pensi II tahun 2016 ini, meskipun berbagai sarana itu belum juga ada, namun gaungnya sudah dicoba untuk disampaikan ke pihak luar. Panitia Pensi II (dari Osis) mengundang perwakilan pengurus OSIS dan pembinanya untuk tiga sekolah negeri yang ada di Pulau Karimun. Sekolah-sekolah yang diundang itu adalah SMA Negeri 1, 2 dan 4 Karimun. Dan meskipun pula kegiatannya tetap hanya di lapangan upacara dengan membuat tenda sebagai pelengkap pentasnya, seperti tahun lalu juga, penitia tetap memberanikan diri dengan mengundang sekolah lain sebagai peninjau atau penikmatnya. Ini keberania saja.
Pesan utama yang memang ingin disampaikan oleh siswa khususnya dan sekolah umumnya adalah bahwa segala kekurangan yang ada tidak harus melemahkan semangat siswaadalam berkreativitas dan beraktivitas. Osis sebagai satu-satunya organisasi siswa di sekolah perlu terus didorong agar mengembangkan kemampuan ekstranya di sekolah. Maka sekali lagi, semoga Pemerintah mendengar dan melihat aktivitas siswa/wi ini sebagai harapan perlunya segera menyediakan sarana prasarana dan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan ekstrakurikuler anak-anak.***
Nah, untuk Pensi II tahun 2016 ini, meskipun berbagai sarana itu belum juga ada, namun gaungnya sudah dicoba untuk disampaikan ke pihak luar. Panitia Pensi II (dari Osis) mengundang perwakilan pengurus OSIS dan pembinanya untuk tiga sekolah negeri yang ada di Pulau Karimun. Sekolah-sekolah yang diundang itu adalah SMA Negeri 1, 2 dan 4 Karimun. Dan meskipun pula kegiatannya tetap hanya di lapangan upacara dengan membuat tenda sebagai pelengkap pentasnya, seperti tahun lalu juga, penitia tetap memberanikan diri dengan mengundang sekolah lain sebagai peninjau atau penikmatnya. Ini keberania saja.
Pesan utama yang memang ingin disampaikan oleh siswa khususnya dan sekolah umumnya adalah bahwa segala kekurangan yang ada tidak harus melemahkan semangat siswaadalam berkreativitas dan beraktivitas. Osis sebagai satu-satunya organisasi siswa di sekolah perlu terus didorong agar mengembangkan kemampuan ekstranya di sekolah. Maka sekali lagi, semoga Pemerintah mendengar dan melihat aktivitas siswa/wi ini sebagai harapan perlunya segera menyediakan sarana prasarana dan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan ekstrakurikuler anak-anak.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda