SANGAT tidak masuk akal jika ada guru mengatakan tidak bisa menulis. Tidak bisa membuat tulisan atau karya tulis. Apa iya, seorang guru benar-benar tidak bisa membuat karya tulis atau tidak bisa menulis? Itu tidak mungkin. Bahkan tidak mungkin guru tidak menulis setiap hari atau dalam kesehariannya sebagai guru.
Tapi itulah keluhan yang paling sering terdengar dari seorang guru ketika diminta untuk membuat karya tulis atau membuat sebuah tulisan. Ketika, misalnya keharusan membuat karya tulis sebagai persyaratan kenaikan pangkat, maka kebanyakan kita merasa kalangkabut untuk menyiapkan karya tulis. Berusaha ke sana ke mari agar dapat syarat karya tulis terpenuhi. Tapi ujung-ujungnya kebanyakan tetap saja tidak bisa.
Tapi itulah keluhan yang paling sering terdengar dari seorang guru ketika diminta untuk membuat karya tulis atau membuat sebuah tulisan. Ketika, misalnya keharusan membuat karya tulis sebagai persyaratan kenaikan pangkat, maka kebanyakan kita merasa kalangkabut untuk menyiapkan karya tulis. Berusaha ke sana ke mari agar dapat syarat karya tulis terpenuhi. Tapi ujung-ujungnya kebanyakan tetap saja tidak bisa.
Menyampaikan ide atau pikiran dalam sebuah tulisan memang tidaklah terlalu mudah. Tidak semua kita (guru) yang benar-beanr bisa melakukannya. Faktanya tidak semua kita yang berprofesi sebagai guru yang mampu melahirkan tulisan. Ini benar-benar sebuah realita. Kita lebih sabar tidak naik pangkat dari pada sabar dan gigih untuk membuat karya tulis untuk keperluan naik pangkat itu.
Sesungguhnya, di tahap awal ada strategi yang sebaiknya kita pakai agar kita bisa membuat karya tulis. Maksudnya, katakanlah kita sama sekali merasa tidak bisa membuat tulisan yang berisi pikiran dan perasaan kita atau pikiran dan perasaan siapa saja. Tapi tidak bisa itu bukanlah kata mati yang selamanya benar-benar tidak bisa. Pada fase ini, lebih tepat disebut belum bisa.
Nah, jika memang merasa tidak atau belum bisa, maka yakinlah diri kita bahwa suatu hari nanti pasti bisa. Yakinkanlah bahwa pada hari ini kita hanya belum bisa. Tapi nanti belum tentu tidak bisa. Keyakinan ini penting untuk menghidupkan harapan akan bisa pada saatnya nanti.
Lalu kita mulailah menulis apa saja. Apa yang terasa dalam pikiran dan perasaan kita, ya kita ungkapkan saja lewat tulisan. Bukankah kita mampu memgungkapkannya lewat bahasa lisan kita? Bahasa dan tuturan lisan itulah yang harus kita tulis.
Jika setiap hari atau setiap jam kita memaksakan diri kita untuk menulis meskipun itu hanya satu kalimat atau satu pikiran saja, maka di situ akan terbukalah kemungkinan kita akan mampu kelak membuat tulisan yang lebih panjang dan luas. Pembiasaan melahirkan tulisan secara rutin itulah kuncinya. Strategi ini adalah strategi terbaik yang dapat kita lakukan. Inilah strategi pembiasaan yang sudah dibuktikan oleh semua orang yang sudah melewatina.
Jadi, mari kita terus membuat tulisan walaupun hanya satu kalimat saja. Satu kalimat yang mengandung pikiran atau ide tertentu, akan dengan mudah nanti dikembangkan menjadi satu alinea yang selanjutnya bisa menajdi sebuah wacana. Sekali lagi, mari menhulis setiap waktu walau itu hanya satu ide atau satu pikiran saja. Selamat melaksanakan.***
Sesungguhnya, di tahap awal ada strategi yang sebaiknya kita pakai agar kita bisa membuat karya tulis. Maksudnya, katakanlah kita sama sekali merasa tidak bisa membuat tulisan yang berisi pikiran dan perasaan kita atau pikiran dan perasaan siapa saja. Tapi tidak bisa itu bukanlah kata mati yang selamanya benar-benar tidak bisa. Pada fase ini, lebih tepat disebut belum bisa.
Nah, jika memang merasa tidak atau belum bisa, maka yakinlah diri kita bahwa suatu hari nanti pasti bisa. Yakinkanlah bahwa pada hari ini kita hanya belum bisa. Tapi nanti belum tentu tidak bisa. Keyakinan ini penting untuk menghidupkan harapan akan bisa pada saatnya nanti.
Lalu kita mulailah menulis apa saja. Apa yang terasa dalam pikiran dan perasaan kita, ya kita ungkapkan saja lewat tulisan. Bukankah kita mampu memgungkapkannya lewat bahasa lisan kita? Bahasa dan tuturan lisan itulah yang harus kita tulis.
Jika setiap hari atau setiap jam kita memaksakan diri kita untuk menulis meskipun itu hanya satu kalimat atau satu pikiran saja, maka di situ akan terbukalah kemungkinan kita akan mampu kelak membuat tulisan yang lebih panjang dan luas. Pembiasaan melahirkan tulisan secara rutin itulah kuncinya. Strategi ini adalah strategi terbaik yang dapat kita lakukan. Inilah strategi pembiasaan yang sudah dibuktikan oleh semua orang yang sudah melewatina.
Jadi, mari kita terus membuat tulisan walaupun hanya satu kalimat saja. Satu kalimat yang mengandung pikiran atau ide tertentu, akan dengan mudah nanti dikembangkan menjadi satu alinea yang selanjutnya bisa menajdi sebuah wacana. Sekali lagi, mari menhulis setiap waktu walau itu hanya satu ide atau satu pikiran saja. Selamat melaksanakan.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda