BREAKING NEWS

Selasa, 30 Mei 2017

Catatan Ramadhan: Sama Delapan, Beda Salam

SETELAH empat malam Ramadhan dijalankan, sudah tiga masjid yang dilalui, bagaikan melaksanakan 'safari' yang lazim dilaksanakan di bulan suci kini ada lagi pengalaman berarti yang layak juga diposting di sini. Antara dua masjid yang sama-sama melaksanakan tarwih dengan 8 rakaat, ternyata jumlah salamnya tidak sama. Haha, ini juga pengetahuan dan pengalaman yang sebagian muslim boleh jadi belum tahu.

Karena tugas memberi ceramah, malam ini (Senin, 29/05/17 bertepatan 4 Ramadhan) saya berkesempatan berjamaah di masjid ketiga setelah tiga malam sebelumnya di dua masjid. Di masjid ketiga ini pengurus dan jamaahnya sepakat melaksanakan solat tarwih dengan jumlah rakaat yang delapan saja plus tiga rakaat witir. Jadi, jumlah keseluruhan solat tarwih dan witirnya adalah 11 rakaat. Tentu saja jumlah itu ada di beberapa masjid lain juga. Sudah biasa, sebagaimana juga ada masjid yang melaksanakan solat dengan 20 rakaat tarwih ditambah tiga rakaat witir sehingga jumlahnya menjadi 23 rakaat.

Di masjid ketiga ini ada pengalaman yang berbeda lagi berbanding dua masjid sebelumnya yang saya rasakan.  Sesungguhnya solat dengan 8 rakat tarwih dan tiga witir di mesjid ini sudah saya ketahui sejak lama. Tahun-tahun dulu saya juga sudah pernah dan selalu solat di masjid ini. Bahkan dulu itu, ketika rumah tempat tinggal saya tidak terlalu jauh dari situ, saya malah pernah menjadi imam di situ. Dan memang begitulah keputusan pengurus dan jamaah di masjid itu.

Di masjid lain, yang sudah lazim melaksanakan solat tarwih dengan 8 rakaat, salam penutup tiap solat selalu setelah dua rakaat. Artinya, setiap dua rakaat itu selalu ditutup dengan salam. Selanjutnya masuk ke rakaat berikutnya dimulai lagi dengan takbir ihram baru (tentu dengan niat baru juga). Namun di masjid ini salamnya dilakukan setiap empat rakaat. Jadi, delapan rakaat solat tarwih hanya melaksanakan dua kali salam saja. Tidak empat salam sebagaimana dilaksanakan di beberapa masjid lain.
M. Rasyid Nur sebelum berangkat ceramah

Lalu solat witirnya juga hanya satu kali salam saja untuk tiga rakaat itu. Dan ada juga jamaah masjid tertentu yang membuat tiga rakaat solat witir itu dengan dua kali salam. Salam pertama setelah dua rakaat, dan diulang lagi takbir dan niatnya pada rakaat ketiga (hanya satu rakaat) untuk ditutup dengan salam. Sementara di masjid ini, hanya sekali salam untuk tiga rakaat witir.

Sesungguhnya perbedaan-perbedaan ini tidak perlu menjadi pokok-pangkal masalah yang menyebabkan umat Islam bertelagah. Membaca sejarah masa lalu, perbdaan-perbedaan pelaksanaan solat sunah tarwih dan witir ini selalu dihembus-hembuskan oleh orang-orang tetentu dengan alasan solat yang amereka laksanakan lebih benar dan sesuai sunnah nabi.

Ketika berdenat dengan kebenaran inilah selalunya orang-orang Islam justeru menjadi lemah karena mudah dipecah-belah oleh orang-orang di luar Islam atau oleh orang-orang Islam sendiri yang sesungguhnya mereka adalah orang-orang munafiq. Mereka mengaku dan berlagak Islam, melaksanakan ajaran Islam namun sesungguhnya mereka adalah orang-orang munafiq yang sengaja hadir untuk menghancurkan Islam.

Oleh karena itu, perbedaan-perbedaan pelaksanaan solat sunat ini hendaknya jangan sampai membuat muslim terpecah-belah sehingga justeru melemahkan Islam sendiri. Sebagai solat sunat, tidak pada tempatnya perbedaan-perbedaan yang tidak perinsip itu diperuncing. Mari laksanakan solat tarwih, witir dan sunah-sunah lainnya sesuai keyakinan kita. Jika belum memahami, tidak baik juga sekadar ikut-ikutan, maka lebih baik bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih mengerti untuk tidak menimbulkan perpecahan di kalangan Islam sendiri.***

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.