BREAKING NEWS

Minggu, 28 Mei 2017

Catatan Ramadhan: Beda Masjid Beda Jumlah Rakaat

MALAM pertama Ramadhan 1438 H (2017) solat di Masjid Al-Ubudiyah, Wonosari, Meral. Karena masjid itu adalah masjid di dekat rumah, maka masjid itulah tempat solat tarwih malam pertama saya. Namanya juga malam pembuka. Memang, hari-hari di luar Ramadhan, saya lebih banyak solat di masjid ini dari pada di masjid lain. Jadi, untuk praktis dan masjid terdekat, maka pilihan saya jatuh ke masjid ini di malam pertama puasa.

Jumat (16/ 05/ 17) malam itu, adalah malam yang ditunggu-tunggu muslim sebagai pertama Ramadhan tahun ini, Selepas solat isya, pengurus masjid (bidang imarah) menyampaikan beberapa pengumuman untuk jamaah. Tapi Ketua Bidang Imarah (Sukemi) menyampaikan pengumuman tentang panitia Ramadhan Masjid Al-Ubudiyah, Pak Ridwan yang menjadi imam solat berdiri menyampaikan tentang jumlah rakaat solat tarwih. "Kita tahun ini akan melaksanakan solat tarwih dengan jumlah rakaat sebanyak 20 (dua puluh) rakaat," katanya. Saya sebenrnya agak terkejut mendengar pengumuman Pak Imam itu. Saya memang tidak ikut rapat sebelum Ramadhan tempo hari. Tapi saya tentu tidak perlu mempertanyakan perubahan itu.

Di masjid Al-Ubudiyah malam pertama ini imamnya adalah Pak Ridwan H. Ali. Sebagai imam senior di Wonosari, Pak Wan (begitu disapa) memamng selalu menjadi imam di malam pertama. Sebelum memulai solat tarwih itulah, dia langsung berdiri memberi pengumuman. Ternyata ada perubahan jumlah rakaat solat atrwih untuk tahun ini. Jika tahun-tahun sebelumnya solat tarwih dengan 8 (delapan) dan tiga rakaat witir, maka tahun ini katanya diubah menjadi 20 rakaat tarwih dan witir tetap tiga rakaat dengan satu kali salam.

Pak Wan memimpin tarwih dengan membaca surah Attakatsur pada rakaat pertama dengan surah Al=Ikhlas pada rakaat kedua lalu salam. Bacaan-bacaan diantara salam ke rakaat berikutnya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Setiap sehabis salam ada kalimat-kalimat thoyibah yang dibaca sebelum membaca solawat bersama.

Pada rakaat ketiga (untuk salam kedua) pak Imam membacakan surah Al-Ashr dan tetap ikhlas pada rakaat keduanya. Dan begitulah seterusnya dengan membaca surah selanjutnya setelah al-Ashri hingga sepuluh surah dengan selingansurah Al-Ikhlas. Selanjutnya ditutup dengan witir sebanyak tiga rakaat dengan dua kali salam. Itulah catatan malam pertama, tarwih saya.

Di Masjid Aljihad, malam kedua (Sabtu, 27/05/17) Ramadhan, tentu ada catatan lain pula, Imamnya adalah imam masjid Aljihad juga. dan ternyata di masjid ini masih tetap dengan 8 rakaat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Setelah saya menyampaikan tausiah sesuai jadwal dari PMKK (Persatuan Muballigh Kabupaten Karimun) solat tarwih pun dilaksanakan.

Tidak ada yang istimewa untuk dicatat tarwih malam kedua ini. Justeru di malam ketiga (Ahad, 28/05/ 17) ini saya merasa ada yang sedikit perlu saya catat sebagai pengalaman di malam Ramadhan saya. Kebetulan saya kembali melaksanakan solat di Masjid Al-Ubudiyah. Itupun karena memang malam ini jadwal saya untuk mengisi tausiah 'santapan rohani ramadhan'.

Istimewa yang saya maksud adalah karena malam ini saya melaksanakan tugas imam sekaligus sebagai penceramah. Biasanya jika ada jadwal ceramah maka imamnya adalah orang lain. Dan sebenarnya di masjid ini ada tiga orang imam yang sudah ditetapkan memipin solat tarwih tahun ini. Ketiganya adalah Ridwan H. Ali, H. Ruslan Karim dan saya sendiri (M. Rasyid Nur). Biasanya kami bergantian menjadi imam dan atau penceramah.

Terasa istimewa itu adalah karena sejak imam Isya hingga imam tarwih plus menyampaikan tausiah. Ketika Isya, saya memang menjadi imam bukan karena jadwal tapi kaena Pak Wan sedikit berbasa-basi menyuruh saya. Saya tidak menolak dengan harapan untuk solat tarwih dia yang akan memimpin. Tahunya tetap saya kaena menurut panitia memang jadwal saya. Ya, saya ikhlas saja.

Sesungguhnya yang lebih menarik untuk dicatat adalah bahwa meskipun sama-sama solat tarwih, namun di dua masjid yang berbeda itu ternyata jumlah rakaat soaltnya pun berbeda. Di Al-Ubudiyah jumlah rakaatnya 20 rakaat sementara di Al-Jihad tetap 8 rakaat seperti tahun lalu. di Al-Ubudiyah tahun lalu sebenarnya juga 8 rakaat, Tapi tahun ini berubah menjadi 20 rakaat. Tentu saja pengurus dan jamaah mempunyai pertimbangan yang baik untuk itu.

Di beberapa masjid di Kabupaten Karimun sejak tiga tahun terakhir memang ada perubahan keinginan pengurus dan atau pengurus dari 8 rakaat ke 20 rakaat. Selain yang terus-menerus konsisten 20 rakaat atau konsisten 8 rakaat, ternyata beberapa masjid ada yang berubah itu. Jadi, di beberapa masjid memang sudah terjadi perbedaan jumlah rakaat tarwih berbenaidng tahun-tahun sebelumnya. Tidak masalah, jika itu memang sudah keinginan jamaah. Biarlah Allah yang menilai hasil akhir solat sunah tahunan itu.***

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

 
Copyright © 2016 koncopelangkin.com Shared By by NARNO, S.KOM 081372242221.