PADA pertemuan bulanan IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kabupaten Karimun, edisi Juli 2016, Ahad (17/07) ini, pengurus IPHI Kabupaten mendatangkan Drs. H. Razali Jaya, M. Sy. Ketua FKUB Provinsi Kepri yang juga adalah Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Kepri sebagai penceramah. Acara IPHI yang diberi nama Halal bi Halal IPHI Karimun yang disejalankan dengan Pelepasan Jamaah Calon Haji Kabupaten Karimun 2016 juga mengundang Bupati Karimun serta beberapa pejabat kabupaten lainnya selain para jamaah calon haji musim haji 1437 sebagai tamu khusus. Sedangkan anggota IPHI yang hadir adalah anggota IPHI yang berada di Pulau Karimun (Kecamatan Karimun, Meral, Tebing dan Meral Barat) saja.
Dalam tausiahnya selama kurang lebih satu jam, H. Razali Jaya yang mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepri itu fokus memberikan nasihat untuk dua hal, berkaitan dengan halal bi halal sekaligus berkaitan dengan keberangkatan dan keberadaan jamaah calon haji di Tanah Suci nanti. "Saya akan memberikan tausiah ini dalam dua bagian, sesuai dengan acara kita pada hari ini," katanaya membuka ceramahnya. Pak Razali secara khusus membahas materi yang berkaitan dengan halal bi halal dan berkaitan dengan keberangkatan jamaah calon haji.
Dengan bahasanya yang khas, dibumbui humor yang mengocok perut pendengar, Pak Razali mengingatkan kembali pentingnya menjaga hubungan baik sesama manusia, selain tentunya hubungan dengan sang pencipta, Allah Swt. Dengan mengutip beberapa ayat alquran, dia mengingatkan pentingnya harmonisasi hubungan dengan Allah (hablumminalloh) dan harmonisasi hubungan sesama manusia (hablumminnannas) dalam kehidupan sehari-hari.
Halal bi halal, konon merupakan khasnya Indonesia setiap datangnya Idul Fitri. Sejak zaman Sukarno hingga hari ini, setiap selesai kita beridul fitri, selalu kita mengadakan kegiatan halal bi halal. Kita mengartikan halal bi halal itu sebagai kegiatan bermaaf-maafan. Begitu Razali Jaya menguraikan tentang awal mula munculnya istilah dan kegiatan halal bi halal di negara kita.
Pak Razali dan Ketua MUI (tengah) |
Ada satu hadits yang perlu selalu kita ingat tentang pentingnya menjaga dan memelihara hubungan yang baik antara satu dengan lainnya. Dengan hubungan yang baik, kita akan terhindar dari kemungkinan permusuhan atau saling menyakiti di antara kita. Pak Razali yang pernah juga menjadi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Karimun mengutip hadits yang disampaikan oleh Qutaibah bin Sa'id dan Ali bin Hujr yang keduanya berkata kepada bahwa Ismail berkata dari Al'Ala, Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, yang arti hadits tersebut begini “Tahukah kalian siapa orang yang pailit (bangkrut)? Para sahabat
menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak
memiliki uang dan harta.” Nabi berkata: “Sesungguhnya orang yang
bangkrut di umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat; akan tetapi dia datang
(dengan membawa dosa) telah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan
harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul si itu; maka si ini
(orang yang terzhalimi) akan diberikan (pahala) kebaikannya si ini
(pelaku kezhaliman), dan si ini (orang yang terzhalimi lainnya) akan
diberikan kebaikannya si ini (pelaku kezhaliman). Jika kebaikannya telah
habis sebelum dituntaskan dosanya, maka (dosa) kesalahan mereka diambil
lalu dilemparkan kepadanya kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.”
Dengan menguraikan hadits yang cukup panjang itu, Pak Razali mengingatkan agar kita hendaklah takut menjadi orang yang muflis alias bangkrut kelak di yaumil akhir tersebab tidak baiknya hubungan antara kita dengan orang lain. Bayangkan, jika kita kelak tidak lagi mempunyai modal pahala disebabkan pahala kita semuanya diambil oleh orang-orang yang pernah kita sakiti atau pernah kita fitnah. Kita boleh saja membawa pahala sholat, pahala puasa dan pahala berzakat ke hadapan Tuhan kelak di akhirat.
Sebagian di luar karena penuh |
Pada saat kita dengan bangga membawa begitu banyak pahala solat, puasa dan zakat. Tapi di sisi lain, ternyata kita tercatat sebagai orang yang berdosa kepada seseorang karena pernah mencaci-maki seseorang; pernah pula menuduh seseorang tanpa bukti, pernah memukul dan menzhalami seseorang yang berakibat banyaknya dosa kita. Maka atas dosa-dosa itu, akhirnya pahala-pahala yang dibawa tadi harus dibayar terlebih dahulu. Dan jika masih ada pahala kita, pahala itupun akan dipakai pengganti dosa-dosa orang yang pernah disakiti itu yang akibatnya pahala kita akan habis. Dan Allah akan mencampakkan kita ke dalam api neraka.
Sungguh menakutkan jika itu menimpa kita. Maka oleh sebab itu, takutlah kita dengan kemungkinan akan muflisnya kita kelak di akhirat. Begitu pesan Pak Razali Jaya kepada semua pendengar yang hadir pada acara Halal bi Halal IPHI Kabupaten Karimun. Lebih jauh dia mengingatkan bahwa saat inilah kesempatan kita untuk menghindari kemungkinan kita akan menjadi orang yang bangkrut alias muflis kelak di kemudian hari. Maka jika kita mampu menjaga harmonisasi hubungan baik kita sesama manusia, insyaallah kemungkinan kita akan menjadi muflis itu bisa dihindari. Semoga.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda