SEBUAH harapan mulia. Gubernur Kepri, Nurdin Basirun menyatakan harapannya, suatu hari nanti adanya Wisuda Seribu Hafiz di Provinsi Kepri. Wow, seribu penghafal alquran mengikuti wisuda di level provinsi. Jumlah yang sangat besar untuk ukuran Provinsi Kepri yang baru lahir 14 tahun silam. Dengan Undang-undang No 25 Tahun 2002 provinsi 'segantang lada' lahir sebagai pemekaran Provinsi Riau. Karena berbagai hal, dua tahun (2004) baru ada seorang pelaksana tugas gubernur. Dan secara defenitif baru ada setahun berikutnya memiliki gubernur, Ismeth Abdullah.
Dengan keberadaan pemerintahan yang defenitif, setahun berikutnya pula baru ada MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) Tingkat Provinsi Kepri. Persisnya MTQ Tingkat Provinsi pertama itu berlangsung tahun 2006 dengan Tanjungpinang sebagai tuan rumah. Lalu secara rutin kegiatan MTQ berlangsung hingga MTQ Provinsi Kepri ke-6 tahun 2016 yang tuan rumahnya juga Tanjungpinang, tahun ini. Dan pada momen MTQ inilah Gubernur Kepri menyampaikan harapannya tentang wisuda 1000 hafiz. Berlebihan? Inilah tantangan.
Boleh jadi, harapan wisuda 1000 hafiz itu terinspirasi oleh adanya kegiatan wisuda 1000 santri di beberapa daerah di provinsi ini. Bahkan di Kabupaten Karimun, ketika bupatinya masih Nurdin Basirun, gubernur Kepri saat ini pernah pula dilaksanakan Wisuda 6000 Santri yang waktu itu sampai memecahkan rekor MURI. Kegiatan itu terjadi pada tahun 2014 lalu bersempena pelaksanaan MTQ Provinsi Kepri ke-5 di Kabupaten Karimun.
Ketika gubernur mengatakan ingin adanya wisuda 1000 hafiz di Provinsi Kepri, tentulah ini sebagai sebuah harapan mulia tapi juga bisa menjadi harapan yang berat dan sia-sia. Harus diingat, bahwa untuk mencetak seorang hafiz bukanlah pekerjaan yang mudah. Menghafal 30 juz wahyu Ilahi dengan 6000-an ayat dalam 114 surah, bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan waktu 3-5 tahun secara terus-menerus menghafalnya. Dan jika sudah hafal, menjaga dan mempertahankannya juga menjadi pekerjaan yang maha berat. Begitu yang dirasakan oleh para hafizh.
Momen MTQ tahun 2016 ini yang gubernurnya adalah gubernur baru, setelah Nurdin Basirun harus menggantikan Muhammad Sani yang berpulang ke rahmatullah beberapa bulan lalu. Dan setelah menjalankan fungsi gubernur sebagai pelaksana tugas, Nurdin pun dilantik menjadi gubernur tepat bersamaan dengan berlangsungnya MTQ Provinsi Kepri ke-6 ini. Pada momen MTQ inilah dia menyampaikan hasrat adanya wisuda hafiz yang begitu fantastik jumlahnya. Padahal saat ini, jumlah hafizh/ hafizhoh di provinsi ini mugkin baru 100-an orang. Bagaimana mengejar angka 1000 itu? Wow, pastinya menjadi tantangan bagi ahli-ahli alquran di provinsi ini.
Bagaimana 'mimpi' itu bisa menjadi kenyataan? Tentu saja harus dipersiapkan segala sesuatunya. Beberapa langkah berikut bisa dipertimbangkan jika harapan ini ingin diwujudkan. 1) Dibangun lebih banyak lembaga tahfizh yang akan membimbing para calon hafizh/ hafizhoh; 2) Disiapkan para guru dan pembina santri tahfizh agar pembelajaran tahfizh dapat berjalan dengan baik dan benar; 3) Tentu saja mendata para santri tahfizh untuk dibina dan diajar.
Lebih penting dari itu, tentu saja memikirkan masa depan para ahli tahfizh itu kelak setelah mereka benar-benar menjadi seorang hafizh/ hafizhoh yang mumpuni. Harus diingat juga bahwa ternyata memelihara dan mempertahankan hafalan alquran itu sendiri jauh lebih berat dari pada menghafalnya. Seorang hafizh/ hafizhoh dituntut untuk senantiasa khusyuk dan tawadhuk dengan posisinya sebagai seorang hafizh/ hafizhoh. Keeadaan dan kehidupan mereka tidak berlaku sebagaimana masyarakat yang bukan hafizh/ hafizhoh. Hampir keseluruhan waktu hidupnya adalah menjaga dan memeliharan bacaan alquran yang sudah dihafalnya. Saunggupkah? Harus sanggup jika memang ingin menjadi seorang penghafal alquran. Di situlah kelak akan terwujudnya wisuda seribu hafizh yang diharapkan gubernur itu. Semoga!***
Momen MTQ tahun 2016 ini yang gubernurnya adalah gubernur baru, setelah Nurdin Basirun harus menggantikan Muhammad Sani yang berpulang ke rahmatullah beberapa bulan lalu. Dan setelah menjalankan fungsi gubernur sebagai pelaksana tugas, Nurdin pun dilantik menjadi gubernur tepat bersamaan dengan berlangsungnya MTQ Provinsi Kepri ke-6 ini. Pada momen MTQ inilah dia menyampaikan hasrat adanya wisuda hafiz yang begitu fantastik jumlahnya. Padahal saat ini, jumlah hafizh/ hafizhoh di provinsi ini mugkin baru 100-an orang. Bagaimana mengejar angka 1000 itu? Wow, pastinya menjadi tantangan bagi ahli-ahli alquran di provinsi ini.
Bagaimana 'mimpi' itu bisa menjadi kenyataan? Tentu saja harus dipersiapkan segala sesuatunya. Beberapa langkah berikut bisa dipertimbangkan jika harapan ini ingin diwujudkan. 1) Dibangun lebih banyak lembaga tahfizh yang akan membimbing para calon hafizh/ hafizhoh; 2) Disiapkan para guru dan pembina santri tahfizh agar pembelajaran tahfizh dapat berjalan dengan baik dan benar; 3) Tentu saja mendata para santri tahfizh untuk dibina dan diajar.
Lebih penting dari itu, tentu saja memikirkan masa depan para ahli tahfizh itu kelak setelah mereka benar-benar menjadi seorang hafizh/ hafizhoh yang mumpuni. Harus diingat juga bahwa ternyata memelihara dan mempertahankan hafalan alquran itu sendiri jauh lebih berat dari pada menghafalnya. Seorang hafizh/ hafizhoh dituntut untuk senantiasa khusyuk dan tawadhuk dengan posisinya sebagai seorang hafizh/ hafizhoh. Keeadaan dan kehidupan mereka tidak berlaku sebagaimana masyarakat yang bukan hafizh/ hafizhoh. Hampir keseluruhan waktu hidupnya adalah menjaga dan memeliharan bacaan alquran yang sudah dihafalnya. Saunggupkah? Harus sanggup jika memang ingin menjadi seorang penghafal alquran. Di situlah kelak akan terwujudnya wisuda seribu hafizh yang diharapkan gubernur itu. Semoga!***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda