DARI sekian lama --waktu-- dan sekian banyak --materi-- sambutan pidato Kapolda Kepri, Brigjen Pol. Drs. Sam Budigusdian, MH hari Rabu (20/ 04) di hadapan peserta Lomba Cerdas Cermat Anti narkoba antara siswa SLTA se-Pulau Karimun 2016, ada beberapa yang menarik untuk dicatat. Pidato itu secara keseluruhan, penuh informasi dan penjelasan yang rinci perihal narkoba. Tapi dua catatan, rasanya wajib menjadi perhatian.
Ketika menyebut jumlah pengguna atau pemakai narkoba secara Nasional saat ini, Kapolda menyebut angka lima juta-an orang. Begitu besar, ternyata jumlah orang Indonesia yang sudah tergantung (ketagihan) dengan zat berbahaya dari segi kesehatan dan kehidupan itu. Tahu, berapa narkoba yang dibutuhkan untuk memenuhi para pencandu ini? Tanya Pak Kapolda. Dia menyebut berton narkoba diperlukan untuk memenuhi kebutuhan, jika harus dipenuhi. Nah, ini catatan pertama yang harus menjadi perhatian pada acara yang audiensinya adalah para siswa, generasi muda yang rentan narkoba.
Kapolda panjang-lebar menjelaskan betapa dahsyatnya serangan narkoba bagi bangsa Indonesia. Narkoba tidak hanya menyerang kesehatan kita tapi juga sekaligus menyerang dan akan merusak kehidupan itu sendiri. "Orang-orang yang sudah ketagihan narkoba, sesungguhnya mereka sudah hancur kehidupannya," jelas orang nomor Polri di Kepri itu.
Lalu dari mana datangnya narkoba semacam sabu-sabu itu? Ternyata datang dari berbagai negara yang didatangkan ke Indonesia. Ada yang berasal dari negara-negara maju, tapi juga ada yang dari negara berkembang. Peredaran narkoba (Internasional) memang tidak melihat status sebuah negara. Negara yang lemah pengawasannya, maka narkoba akan datang menyerangnya. Begitulah Indonesia.
Narkoba memang tidak sekadar sesuatu yang menakutkan. Justeru narkoba bagi orang-orang tertentu adalah ladang-kekayaannya. Bagi pebisnis narkoba (walau dilarang) persoalan narkoba adalah persoalan hidup-mati dan kaya-miskin mereka juga. Karena unsur 'duitnya' begitu menggiaurkan maka tidak mudah membasmi atau menghilangkan penyalahgunaan narkoba.
Setiap saat kita membaca dan mendengar berita tentang polisi menangkap orang-orang yang membawa dan akan mengedarkan narkoba. Bagi negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand yang hubungan transportasinya tidak saja melalui jalur resmi tapi juga melalui jalur tidak resmi, maka peredaran narkoba juga banyak bersumber dari jalur tersebut. Kita tahu sering sekali polisi menangkap dan menggagalkan pengiriman narkoba dari negara tetangga. Tapi, puluhan kilo narkoba yang ditangkap itu tentu saja sangat sedikit berbanding jumlah peredaran yang sesungguhnya. Itulah inti sambutan Pak Kapolda yang pertama.
Kapolda panjang-lebar menjelaskan betapa dahsyatnya serangan narkoba bagi bangsa Indonesia. Narkoba tidak hanya menyerang kesehatan kita tapi juga sekaligus menyerang dan akan merusak kehidupan itu sendiri. "Orang-orang yang sudah ketagihan narkoba, sesungguhnya mereka sudah hancur kehidupannya," jelas orang nomor Polri di Kepri itu.
Lalu dari mana datangnya narkoba semacam sabu-sabu itu? Ternyata datang dari berbagai negara yang didatangkan ke Indonesia. Ada yang berasal dari negara-negara maju, tapi juga ada yang dari negara berkembang. Peredaran narkoba (Internasional) memang tidak melihat status sebuah negara. Negara yang lemah pengawasannya, maka narkoba akan datang menyerangnya. Begitulah Indonesia.
Narkoba memang tidak sekadar sesuatu yang menakutkan. Justeru narkoba bagi orang-orang tertentu adalah ladang-kekayaannya. Bagi pebisnis narkoba (walau dilarang) persoalan narkoba adalah persoalan hidup-mati dan kaya-miskin mereka juga. Karena unsur 'duitnya' begitu menggiaurkan maka tidak mudah membasmi atau menghilangkan penyalahgunaan narkoba.
Setiap saat kita membaca dan mendengar berita tentang polisi menangkap orang-orang yang membawa dan akan mengedarkan narkoba. Bagi negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand yang hubungan transportasinya tidak saja melalui jalur resmi tapi juga melalui jalur tidak resmi, maka peredaran narkoba juga banyak bersumber dari jalur tersebut. Kita tahu sering sekali polisi menangkap dan menggagalkan pengiriman narkoba dari negara tetangga. Tapi, puluhan kilo narkoba yang ditangkap itu tentu saja sangat sedikit berbanding jumlah peredaran yang sesungguhnya. Itulah inti sambutan Pak Kapolda yang pertama.
Tidak berlebihan kita mengkhawatirkan betapa dahsyatnya serangan narkoba ini, khususnya buat generasi muda. Lalu dari mana datangnya? Tentang asal-usul narkoba, memang tidak mudah menyimpulkannya. Tapi jalur negara tetangga ke Indonesia adalah jalur yang paling sering terjadi. Bahkan dari beberapa tetangga itu, narkoba dari Malaysia ternyata cukup mendominasi selama ini. Makanya tidak salah kalau ada anekdog, "Indonesia mengirim rokok ke Malaysia, sementara Malaysia mengirimkan narkoba kepada kita." Wuih, anekdog yang menyakitkan. Tapi itulah yang memang terjadi.
Pak Kapolda sendiri bahkan menyitir kembali ankedog itu. Kata Kapolda, karena Malaysia selalu mendapat inport ilegal rokok dari Indonesia maka Malaysia pun menjadikan anarkoba sebagai inport tak resminya. Sambil bergurau, Kapolda mengingatkan betapa akan terus membanjirnya kiriman narkoba dari Malaysia ke kita. Tentu saja itu bukan kebijakan Pemerintah Malaysia. Karena biisnis narkoba adalah bisnis tak resmi (baca: haram) maka kedatangan narkoba ke Indonesia adalah atas kehendak pebisnis tak resmi itu. Jadi, tidak berlebihan dikatakan, 'rokok dikirim narkoba balasannya' sebagaimana dijelaskan Pak Kapolda. Akandakh diam saja? Ayo, mari kita perangi narkoba dengan segala cara.***
Pak Kapolda sendiri bahkan menyitir kembali ankedog itu. Kata Kapolda, karena Malaysia selalu mendapat inport ilegal rokok dari Indonesia maka Malaysia pun menjadikan anarkoba sebagai inport tak resminya. Sambil bergurau, Kapolda mengingatkan betapa akan terus membanjirnya kiriman narkoba dari Malaysia ke kita. Tentu saja itu bukan kebijakan Pemerintah Malaysia. Karena biisnis narkoba adalah bisnis tak resmi (baca: haram) maka kedatangan narkoba ke Indonesia adalah atas kehendak pebisnis tak resmi itu. Jadi, tidak berlebihan dikatakan, 'rokok dikirim narkoba balasannya' sebagaimana dijelaskan Pak Kapolda. Akandakh diam saja? Ayo, mari kita perangi narkoba dengan segala cara.***
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda